Fenomena Astronomis Bulan Desember 2021 Pekan Kedua: Terjadinya Fase Bulan Perbani Awal
Simak daftar fenomena astronomis yang terjadi bulan Desember 2021 pekan kedua, ada Fase Bulan Perbani Awal dan Melintasnya Komet C/2021 A1 (Leonard).
Penulis: Lanny Latifah
Editor: Whiesa Daniswara
Hal ini dikarenakan intensitas hujan meteor ini berbanding lurus dengan 100% minus persentase tutupan awan dan berbanding terbalik dengan skala Bortle (skala yang menunjukkan tingkat polusi cahaya, semakin besar skalanya maka semakin besar polusi cahaya yang timbul).
2. Puncak Hujan Meteor Chi-Orionid (10-11 Desember 2021)
Chi-Orionid merupakan hujan meteor minor yang titik radiannya (titik asal kemunculan meteor) berada di dekat bintang Chi-Orionis konstelasi Orion.
Hujan meteor ini bersumber dari sisa debu asteroid 2004 TG10 yang mengorbit Matahari dengan periode 3,35 tahun.
Hujan meteor ini dapat disaksikan sejak awal senja astronomis (50 menit setelah terbenam Matahari) waktu setempat hingga keesokan harinya saat akhir fajar bahari (25 menit sebelum terbenam Matahari) dari arah Timur hingga Barat.
Intensitas hujan meteor ini untuk Indonesia mencapai 2,5-2,9 meteor/jam (Sabang hingga P. Rote).
Hal ini karena titik radiannya berkulminasi pada ketinggian 59°-76° di arah utara, sementara intensitas hujan meteor saat di zenit sebesar 3 meteor/jam.
Pastikan cuaca cerah dan bebas dari penghalang maupun polusi cahaya di sekitar medan pandang.
Hal ini karena intensitas hujan meteor ini berbanding lurus dengan 100% minus persentase tutupan awan dan berbanding terbalik dengan skala Bortle (skala yang menunjukkan tingkat polusi cahaya, semakin besar skalanya maka semakin besar polusi cahaya yang timbul).
Intensitas hujan meteor ini juga akan sedikit berkurang dikarenakan Bulan yang berada di sekitar zenit saat titik radian sedang terbit.
3. Fase Bulan Perbani Awal (11 Desember 2021)
Fase perbani awal adalah salah satu fase Bulan ketika konfigurasi antara Matahari, Bumi dan Bulan membentuk sudut siku-siku (90°) dan terjadi sebelum fase Bulan purnama.
Puncak fase perbani awal terjadi pada pukul 08.35.33 WIB / 09.35.33 WITA / 10.35.33 WIT.
Sehingga, Bulan perbani awal ini sudah dapat disaksikan sejak terbit saat tengah hari dari arah Timur, berkulminasi di zenit (untuk lintang 6°-7°LS) setelah terbenam Matahari dan kemudian terbenam di arah Barat setelah tengah malam.