Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenal Cumulonimbus, Awan yang Berbahaya bagi Pesawat, Ini Proses Terjadinya Awan

Mengenal Cumulonimbus, awan yang berbahaya bagi pesawat. Simak proses terjadinya awan di artikel ini.

Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Mengenal Cumulonimbus, Awan yang Berbahaya bagi Pesawat, Ini Proses Terjadinya Awan
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Mengenal Cumulonimbus, awan yang berbahaya bagi pesawat. Simak proses terjadinya awan di artikel ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Awan adalah kumpulan partikel air di atmosfer yang tampak sangat banyak dengan tekanan suhu tertentu.

Partikel air tersebut bisa berbentuk tetes air cair atau kristal es yang berkumpul dan seolah-olah membentuk gumpalan tertentu.

Mengutip gramedia.com, awan Cumulonimbus adalah jenis awan dengan perkembangan vertikal yang berada di ketinggian lebih dari 450 meter dari permukaan tanah.

Awan Cumulonimbus adalah jenis awan yang menjadi hasil perkembangan dari awan Cumulus dengan bentuk yang lebih menjulang ke atas seperti kubah.

Warna dari awan Cumulonimbus keabu-abuan cenderung gelap dan sangat erat untuk menghasilkan hujan yang deras dan disertai angin dan petir.

Baca juga: 6 Lapisan Atmosfer dan Fungsinya: Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Ionosfer, Termosfer, dan Eksosfer

Awan Cumulonimbus menyelimuti perairan Teluk Jakarta di kawasan perairan kepulauan Seibu, Jakarta, Minggu (10/01/2021). Perairan Teluk Jakarta sejak beberapa hari terakhir diselimuti cuaca ekstrem yang berbahaya bagi pelayaran dan penerbangan seputar Kota Jakarta.
Awan Cumulonimbus menyelimuti perairan Teluk Jakarta di kawasan perairan kepulauan Seibu, Jakarta, Minggu (10/01/2021). Perairan Teluk Jakarta sejak beberapa hari terakhir diselimuti cuaca ekstrem yang berbahaya bagi pelayaran dan penerbangan seputar Kota Jakarta. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Mengutip Universe Today, awan Cumulonimbus terbentuk di bagian bawah troposfer, lapisan atmosfer yang paling dekat dengan permukaan bumi.

Karena di wilayah ini terdapat penguapan dan efek rumah kaca yang menghasilkan banyak aliran udara hangat, yang memungkinkan terciptanya awan Cumulus dan Cumulonimbus.

BERITA REKOMENDASI

Turbulensi yang diciptakan oleh gesekan antara udara dan permukaan bumi, dikombinasikan dengan panas yang tersimpan dari matahari membantu mendorong sebagian besar cuaca.

Cumulonimbus sering menghasilkan kilat.

Baca juga: Mengenal Awan Cumulonimbus: Pengertian, Proses Terbentuk, Jenis hingga Dampaknya

Hal ini disebabkan oleh tetesan terionisasi di awan yang saling bergesekan.

Muatan statis yang terbentuk menciptakan kilat.

Awan Cumulonimbus membutuhkan kondisi hangat dan lembab untuk terbentuk.

Ini memberi mereka aliran udara hangat yang lembab yang dibutuhkan untuk memproduksinya.

Dalam beberapa kasus, thunderhead dengan energi yang cukup dapat berkembang menjadi supercell yang dapat menghasilkan angin kencang, banjir bandang, dan banyak petir.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas