Dampak Solstis 21 Desember pada Durasi Siang di Indonesia, Ini Rinciannya
Berikut adalah penjelasan mengenai Solstis Desember dan dampaknya pada durasi siang di Indonesia.
Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Ristek dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang menyampaikan, tanggal 20-21 Desember umum terjadi Solstis Desember.
Solstis Desember atau Titik Balik Matahari di Bulan Desember adalah fenomena ketika Matahari berada paling selatan dari ekuator ketika tengah hari.
Baca juga: Solstis atau Titik Balik Matahari 21 Desember, Ini yang akan Terjadi
Baca juga: Mengenal Fenomena Solstis Desember yang Terjadi Besok serta Dampak Terhadap Waktu Siang di Indonesia
Hal tersebut berpengaruh pada durasi siang di beberapa wilayah.
Adapun durasi siang di bawah lingkar kutub Utara seperti Lintang 65,7 derajat LU saat Solstis Desember yakni 3,1 jam.
Selain itu, durasi siang di Lingkar Kutub Utara ketika Solstis Desember sebesar 2,2 jam dan Matahari benar-benar tidak terbit saat berada di Lintang 67,4 derajat LU.
Hal ini disebabkan oleh sinar Matahari yang dibiaskan oleh atmosfer Bumi.
Sehingga Matahari terbit lebih cepat dan terbenam lebih lambat jika dibandingkan dengan ketika tidak dibiaskan.
Solstis Desember bergeser dalam waktu ratusan hingga ribuan tahun.
Pergeseran ini disebabkan oleh presesi apsidal, yakni bergesernya titik perihelion Bumi (titik terdekat Bumi dari Matahari) terhadap titik pertama Aries/Hamal.
Baca juga: Apa Itu Solstis Desember? Ini Durasi Siang di Indonesia Ketika Solstis Desember
Baca juga: Fenomena Bulan Purnama Mikro akan Terjadi 19 Desember 2021, Ini Jadwalnya
Setiap harinya, Bumi berotasi pada sumbunya selama 23 jam 56 menit 4 detik dari Barat ke Timur berlawanan arah jarum jam.
Selain berotasi, Bumi juga turut berevolusi atau mengelilingi Matahari selama kurang lebih 365,24 hari.
Ketika Bumi mengelilingi Matahari, Bumi juga melakukan rotasi dengan kemiringan sumbu 66,5 derajat terhadap bidang edar atau orbit Bumi (disebut ekliptika) atau 23,5 derajat terhadap sumbu kutub langit Utara (yakni bidang yang tegak lurus terhadap ekliptika).
Hal inilah yang menyebabkan posisi Matahari tidak selalu berada di ekuator ketika tengah hari melainkan berada di sebelah utara maupun selatan Ekuator.
Adapun garis lintang yang mana Matahari berada tepat di atas kepala ketika Solstis Desember disebut sebagai Garis Balik Selatan (Tropic of Capricorn), terletak di 23,4 derajat Lintang Selatan.