Tahukah Anda, Indonesia 'Gudangnya' Gunung Berapi, Saat ini 4 Gunung Berstatus Siaga, Apa Saja?
Terbanyak di dunia dan menduduki peringkat pertama dengan jumlah korban jiwa terbanyak.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Indonesia adalah 'gudangnya' gunung berapi.
Berdasarkan keterangan resmi Magma Indonesia dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), negeri ini memiliki jumlah gunung api aktif sebanyak 127.
Terbanyak di dunia dan menduduki peringkat pertama dengan jumlah korban jiwa terbanyak.
Dari 127 gunung api tersebut, hanya 69 gunung api aktif yang dipantau oleh PVMBG.
Dari 69 gunung yang masih aktif, saat ini ada 4 gunung api yang berstatus level Siaga III.
Baca juga: 4 Gunung Api di Indonesia Berstatus Siaga dan 17 Waspada, Ini Daftarnya
Keempat gunung berstatus Siaga III tersebut adalah Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur, Gunung Merapi di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah, Gunung Semeru di Jawa Timur, dan Gunung Sinabung di Sumatera Utara.
Tingkat aktivitas level III (Siaga) ini didasarkan pada hasil pengamatan visual dan instrumental peningkatan aktivitas yang semakin nyata atau gunung api mengalami erupsi.
Gunung Api Semeru terlatak di Kabupaten Lumajang, Malang, Jawa Timur dengan posisi geografis di Latitude -8.108 LU, Longtitude 112.92 BT dan memiliki ketinggian 3676 Mdpl.
Disampaikan Yuda Prinardita Pura, A.Md dari Badan Geologi ESDM, hasil pengamatan visual gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut 0-II.
"Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah barat," jelasnya, Minggu (19/12/2021).
Baca juga: Pengelola Terapkan Pembatasan Kuota Pengunjung Gunung Bromo Saat Libur Nataru
Suhu udara di sekitar Gunung Semeru hari ini diketahui sekitar 23-33 derajat Celcius.
Untuk pengamatan kegempaan, ternyata hari ini sudah terjadi 7 kali gempa guguran dengan amplitudo 7-22 mm dan lama gempa 42-125 detik, serta 1 kali gempa Vulkanik Dangkal dengan amplitudo 10 mm, dan lama gempa 13 detik.
Oleh sebab itu, masyarakat, pengunjung, relawan diminta untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).