Dinosurus Lapis Baja, Binatang Purba Pemalas yang Tuli
Analisi ulang terhadap fosil tersebut menemukan bahwa saat hidup 80 juta tahun lalu, dinosaurus tersebut cenderung lamban
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM - Sempat membingungkan para ahli, fosil Struthiosaurus austriacus akhirnya memberikan perspektif baru terhadap hewan yang berasal dari periode Kapur Akhir ini.
Analisi ulang terhadap fosil tersebut menemukan bahwa saat hidup 80 juta tahun lalu, dinosaurus tersebut cenderung lamban dalam bergerak dan juga tuli.
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan pemindaian 3D resolusi tinggi dari bagian tempurung otak parsial tengkorak dinosaurus.
Peneliti juga menggunakan micro-CT, di mana sinar-X membangun penampang objek yang terperinci untuk membuat pemindaian.
Baca juga: Fosil Dinosaurus Naga Laut Ditemukan di Dasar Waduk di Inggris, Hidup 90 Juta Tahun Lalu
Mengutip Science Alert, Senin (17/1/2022) peneliti menemukan tanda-tanda bahwa dinosaurus tak memiliki kapasitas otak untuk fokus pada pemangsa potensial, karena bagian flokulus kecil dari otak yang melakukan pekerjaan ini.
Itu menunjukkan bahwa lempeng dan paku pada tubuh S.austriacus cukup untuk bertahan dari hewan lain.
"S.austriacus mungkin lebih mengandalkan pelindung tubuhnya untuk perlindungan," kata Marco Schade, ahli paleontologi dari Universitas Greifswald di Jerman.
Baca juga: Ikan Purba Zaman Dinosaurus, Coelacanth Bisa Hidup 100 Tahun hingga Hamil selama 5 Tahun
Selain temuan tersebut, peneliti juga mengungkap hal menarik lainnya.
Pemindaian tempurung otak lebih mendalam mengungkapkan saluran setengah lingkaran di telinga bagian dalam dibentuk sedemikan rupa, sehingga menunjukkan bahwa dinosaurus ini bukanlah yang paling gesit dari jenisnya.
Saluran setengah lingkaran ini merupakan bagian telinga yang membantu mengontrol gerakan keseimbangan.
Lalu, peneliti juga menemukan bahwa S.austriacus memiliki lagena terpendek yang pernah ditemukan pada dinosaurus.
Lagena adalah bagian dari telinga yang digunakan sebagai bagian dari sistem pendengaran.
Dan analisis lagena pada S.austriacus menunjukkan bahwa pendengaran dinosaurus tersebut tidak baik.
Tim peneliti menghitung dinosaurus hanya dapat menangkap rentang frekuensi terbatas di suatu tempat antara 296 hingga 2.164 Hertz. Sebagai perbandingan pendengaran manusia biasanya berkisar antara 20 hingga 20.000 Hertz.
Itu mengapa peneliti percaya bahwa spesies ini akan menjaga dirinya sendiri, karena tak dapat mendengar dengan baik.
"Pengamatan ini sesuai dengan hewan yang memiliki gaya hidup relatif tak aktif dan interaksi sosial yang terbatas," tulis peneliti dalam studi mereka.
Dinosaurus yang berasal dari keluarga nodosaurus ini, juga dikenal sebagai benteng hidup yang bisa tumbuh sepanjang 8 meter dan merupakan herbivora.
"Nodosaurus mungkin kurang bergantung pada indera pendengaran dan juga menerapkan gaya pertahanan diri yang kurang aktif. Temuan baru neuroanatomi S. austriacus pun menambah diferensiasi ini," tambah Schade. (Kontributor Sains, Monika Novena)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Analisis Ulang Ungkap Dinosurus Lapis Baja Bergerak Lambat dan Tak Bisa Mendengar"