Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Varian Omicron Dipercaya Segera ke Masa Puncak, Bagaimana Prediksi Pandemi Covid-19 Selanjutnya?

Maldonado mengungkapkan, bahwa timnya masih belum mengetahui secara pasti apa yang akan terjadi, lantaran kemunculan varian Omicron

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Varian Omicron Dipercaya Segera ke Masa Puncak, Bagaimana Prediksi Pandemi  Covid-19 Selanjutnya?
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Tenaga medis menunjukkan vaksin Covid-19 Pfizer booster saat pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga di Kantor OJK, Wisma Mulia 2, Jakarta Selatan, Minggu (23/1/2022). Pemerintah mulai mendistribusikan vaksin Covid-19 booster atau vaksin dosis ketiga kepada masyarakat umum. Vaksin booster bertujuan untuk memperkuat imunitas masyarakat di tengah serbuan virus corona varian Omicron di Indonesia. WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA 

"Ini akan terjadi sekitar pertengahan Februari sebelum kita mulai benar-benar melihat bahwa segala sesuatunya menjadi lebih baik," kata Dr John Swartzberg, ahli penyakit menular dan vaksinologi sekaligus profesor dari Berkeley's School of Public Health di University of California.

Swartzberg yakin bahwa sekitar bulan Maret nanti akan terjadi penurunan jumlah kasus Covid-19 yang signifikan.

Hal ini menurut dia, dibuktikan dengan imunitas dari vaksin dalam populasi serta kekebalan yang dibentuk akibat infeksi virus corona itu sendiri.

"Secara umum, tingkat kekebalan dalam populasi kita akan jauh lebih tinggi daripada saat terjadinya pandemi Omicron, dan itu akan membantu kita tidak hanya dengan Omicron dan Delta, tetapi juga akan membantu kita menghadapi varian baru apa pun," terang Swartzberg.

Dia menambahkan, obat Covid-19 yang saat ini sudah tersedia juga berperan karena virus corona mungkin tidak akan pernah hilang sepenuhnya.

Kemungkinan munculnya varian virus corona selanjutnya

Menurut ahli epidemiologi dari University of California, San Francisco Dr George Rutherford, varian virus corona berikutnya bisa saja sama atau bahkan lebih menular daripada varian Omicron.

BERITA REKOMENDASI

Artinya, varian baru ini dapat menyebabkan penyakit parah atau bahkan tidak ada gejala sama sekali.

"Sama sekali belum jelas apa yang akan terjadi selanjutnya," jelas Rutherford. Rutherford juga mengingatkan, bahwa virus bisa bermutasi secara bertahap, seperti yang terjadi pada varian Alpha dan Beta, atau membuat perbedaan yang besar selayaknya varian Delta dan Omicron.

Di sisi lain, terkait dengan penanganan pandemi, Maldonado mengatakan skenario penanganan flu bisa diberlakukan agar seluruh dunia bisa berfokus untuk melindungi kelompok rentan, dan memastikan mereka mendapatkan vaksinasi serta memiliki akses ke terapi antibodi monoklonal maupun terapi antivirus.

Kemudian, di tengah meningkatnya kasus Covid-19 ini asisten profesor di Johns Hopkins Medicine, Galiatsatos mengimbau masyarakat untuk tetap menggunakan masker saat berada di luar rumah.

Vaksinasi Covid-19 serta booster yang saat ini mulai dilakukan di berbagai negara pun, dinilai efektif untuk mencegah keparahan penyakit akibat varian baru serta mencegah rawat inap bagi pasien. (Zintan Prihatini)


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Prediksi Ahli soal Covid-19 di Tahun 2022 Setelah Gelombang Infeksi Omicron"

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas