Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Transplantasi Jantung Babi ke Manusia Pertama Di Dunia Diduga Dipompa Pakai Kokain Ini Penjelasannya

Dengan demikian, percobaan ini memberikan harapan terkait kemungkinan perluasan xenotransplantasi sebagai hasilnya.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Transplantasi Jantung Babi ke Manusia Pertama Di Dunia Diduga Dipompa Pakai Kokain Ini Penjelasannya
UNIVERSITY OF MARYLAND SCHOOL OF MEDICINE / AFP
Foto selebaran ini dirilis oleh Fakultas Kedokteran Universitas Maryland pada 10 Januari 2022 menunjukkan ahli bedah melakukan transplantasi jantung dari babi yang dimodifikasi secara genetik kepada pasien David Bennett, Sr., di Baltimore, Maryland, pada 7 Januari 2022. 

TRIBUNNEWS.COM, MARYLAND - Ahli bedah di Maryland, Amerika Serikat (AS) pada awal bulan ini berhasil mentransplantasikan jantung babi yang direkayasa secara genetik ke pasien manusia, menjadikannya yang pertama dari jenisnya.

Dengan demikian, percobaan ini memberikan harapan terkait kemungkinan perluasan xenotransplantasi sebagai hasilnya.

Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (28/1/2022), pasien berusia 57 tahun itu dilaporkan baik-baik saja pasca transplantasi dan kini masih dalam masa pemulihan.

Sementara itu, ada kabar yang menyebut bahwa zat tak terduga seperti kokain, telah membantu organ yang digunakan dalam transplantasi jantung babi ke manusia yang belum pernah terjadi sebelumnya di Baltimore, agar tetap segar sebelum diberikan kepada tubuh penerimanya.

Menurut laporan tersebut, Direktur Xenotransplantasi University of Maryland Medical Center, Dr. Muhammad Mohiuddin mengatakan bahwa sebelum tiba di AS, jantung diproduksi oleh lab perusahaan Revivicor.

Kemudian diubah sehingga DNA-nya akan lebih cocok untuk inang manusia, lalu diperkaya dengan obat oleh perusahaan teknologi medis Swedia XVIVO.

Baca juga: Jantung Manusia Ini Berhasil Dicangkok Dari Jantung Babi

Penggunaan obat ini dijelaskan oleh fakta bahwa organ transplantasi biasanya diperoleh dari jarak yang jauh lebih dekat karena organ ini dapat memburuk dalam viabilitas secara cepat setelah berada di luar tubuh.

BERITA REKOMENDASI

Selanjutnya, kokain dicampur dengan hormon lain, seperti kortisol dan adrenalin untuk menjaga jaringan hidup agar tidak rusak selama perjalanan panjang ke Maryland hingga 24 jam.

Kokain tersebut sengaja didatangkan untuk digunakan dalam operasi, setelah melewati proses permohonan izin yang berlarut-larut dengan badan antinarkoba AS.

"Agak repot tapi itu prosedur rutin saat mengimpor zat yang dikendalikan. Saat kami tidak menggunakan solusi ini, kami mengalami kegagalan dalam waktu 48 jam. Namun ketika kami mulai menggunakan ini dan memasukkan jantung melalui solusi ini, jantung menjadi terpelihara dengan baik dan mulai berdetak dengan sangat baik," kata Mohiuddin.

Mohiuddin juga menyarankan agar campuran yang mengandung kokain digunakan secara luas dalam prosedur transplantasi lainnya di seluruh negeri.

"Akan menjadi kemajuan besar jika proses ini disetujui oleh badan pengatur di sini juga, karena kami biasanya tidak bisa mendapatkan jantung dalam rentang 2 hingga 3 jam. Ini akan memungkinkan kita untuk mendapatkan jantung dari negara bagian lain," jelas Mohiuddin.


Menurutnya, transplantasi telah membuka kemungkinan untuk menyelamatkan hidup ribuan orang dalam daftar transplantasi organ nasional di AS yang mengalami krisis kelangkaan organ yang ekstrim.

"Hampir 150.000 orang kehilangan nyawa mereka hanya dalam setahun di AS. Anda dapat menghitung berapa banyak lagi di seluruh dunia yang kehilangan nyawa hanya karena organ tidak tersedia. Jika teknik ini berhasil, kami akan dapat selamatkan hampir semuanya," papar Mohiuddin.

Terkait keberhasilan yang dicapai baru-baru ini, para dokter di AS saat ini berharap untuk melihat lebih banyak penggunaan kokain di pusat-pusat transplantasi.

Pekan lalu terungkap bahwa ahli bedah di negara bagian Alabama AS berhasil mentransplantasikan ginjal babi ke dalam tubuh seorang pria yang mengalami mati otak.

Tubuh pria itu sengaja disumbangkan oleh keluarganya untuk eksperimen ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas