Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

RSA UGM Kembangkan Plate Me Diet, Berminat Coba untuk Turunkan Berat Badan?

Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM mengembangkan program diet menarik untuk masyarakat yang diberi nama Plate me Diet. 

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Choirul Arifin
zoom-in RSA UGM Kembangkan Plate Me Diet, Berminat Coba untuk Turunkan Berat Badan?
MyFitnessPal
Ilustrasi diet badan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM mengembangkan program diet menarik untuk masyarakat yang diberi nama Plate me Diet

Plate me Diet  merupakan program diet hasil pengembangan dari program-program diet yang sudah ada. Hanya saja kemudian disusun serta dikembangkan sedemikian rupa agar efektif dan aman dilakukan.  




Lebih lanjut, Plate me Diet adalah kependekan dari planning, timing, equality, dan mindfull eating.

 Planning perencanaan pada pola makan, dimana sesuai dengan kebutuhan masing-masing personal dan tetap dalam kadar aman.  

“Jadi (dengan Plate me Diet) kita turunkan kalorinya, tapi tetap dalam batas aman, dan masih mengandung porsi gizi seimbang,” tutur Dietisien RSA UGM, Okta Haksaica Sulistyo, S.Gz. Dietisien, dalam talkshow ‘Painah & Paini : Pengaturan Nutrisi utk Obesitas (Plate me Diet)’ yang disiarkan melalui kanal Youtube Rumah Sakit Akademik UGM, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Diet Minum Air Putih Selama 40 Hari ala Shin So Yul, Turun hingga 30 Kilogram!

Sedangkan timing merupakan program pengaturan jadwal makan. Dalam hal ini, Plate me Diet mengedepankan jadwal makan rutin tiga kali sehari dengan tiga kali selingan (snack). 

BERITA TERKAIT

Snack pagi jam 9 pagi, snack siang sore jam 3 sore, dan snack malam jam 8 malam.

Baca juga: Mau Diet Sehat dan Aman? Yuk Ikuti Tips Ahli Gizi UGM

Pendisiplinan jadwal makan ini dilakukan guna mengatur hormon leptin dan ghrelin, hormon pengatur rasa lapar, supaya beroperasi dengan wajar. 

"Program 3 kali makan 3 kali selingan tersebut berfungsi untuk mengantisipasi tingkat kelaparan kita yang biasanya memuncak ketika salah satu frekuensi makan-nya kita hilangkan," ujar Okta.

Baca juga: 7 Rekomendasi Makanan untuk Diet: Alpukat, Cuka Apel, hingga Kacang

Sebab, jika tidak teratur jadwal makan, seperti tidak makan pagi atau makan siang, maka akan memberikan efek over-eating (makan berlebihan) pada satu waktu makan setelahnya.

Ketiga adalah equality. Perencaan mengonsumsi makanan yang diperlukan untuk diet tanpa menghilangkan sumber lemak, sumber protein, karbohidrat, dan lain sebagainya sebagai gizi yang dibutuhkan tubuh.  

Terakhir adalah mindfull eating adalah makan degan penuh sadar, penuh penghayatan, tubuh juga akan mendapatkan efek menstimulus hormon leptin dan ghrelin (hormon pengatur rasa lapar) untuk bekerja dengan baik. 

“Jadi ketika makan itu sambil dinikmati dan tidak terburu-buru. Kita makan itu tujuannya untuk apa?. Supaya hormon leptin dan ghrelin memberikan sinyal yang pas  (kapan makan dan berhenti makan),” tambah Okta.  

Obesitas merupakan sebuah kondisi dimana terjadi penumpukan lemak secara berlebihan dalam tubuh.

Kondisi ini merupakan suatu hal yang tidak baik, sebab dapat mengganggu kesehatan.

Obesitas dapat mengakibatkan resistensi insulin yang dapat menimbulkan penyakit diabetes mellitus. Kedua, oleh karena lemak menumpuk, pembuluh darah kemudian bisa terhambat dan mengakibatkan penyakit tensi tinggi.

Lalu jika pembuluh darah sampai tertutup, atau tidak hanya terhambat, maka turut dapat mengakibatkan penyakit jantung coroner. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas