Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengapa Bisa Terjadi Hujan Es? Ini Penjelasannya

Hujan es merupakan hasil dari pembentukan awan comulonimbus yang tumbuh vertikal melebihi titik beku air.

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Mengapa Bisa Terjadi Hujan Es? Ini Penjelasannya
Gambar oleh LoraPalner dari Pixabay
Ilustrasi hujan es 

Jika suhu di permukaan bumi cukup rendah, maka kristal es akan mencapai bumi dalam bentuk es atau hail.

Tetapi jika suhu di permukaan bumi cukup panas maka kristal es akan sampai di permukaan bumi sebagai hujan yg kita kenal.

Hujan es biasanya terjadi dalam waktu yang tidak lama, tergantung volume awan Cumulonimbus yang terbentuk

"Kejadian hujan es sangat singkat biasa terjadi 3-5 menit dan disertai angin kencang," katanya.

Berlindung di bawah bangunan atau di dalam kendaraan atau payung bisa menjadi pilihan.

Namun yang perlu diketahui, partikel es yang turun dari langit tidak dianjurkan untuk dikonsumi.

Pasalnya, hal itu bisa saja membahayakan karena tidak diketahui polutan apa saja yang terlarut di dalamnya.

Berita Rekomendasi

"Partikel es tidak boleh dijadikan minuman, karena kita tidak tau polutan apa yang ikut terlarut saat proses kondensasi," jelas BMKG Juanda.

Baca juga: 4 Tips Anti Rebahan Ini akan Bantu Kamu Jaga Produktivitas saat Musim Hujan

Baca juga: Mengenal Intelligent Feature DFSK Glory i-Auto yang Bikin Berkendara Saat Hujan Enggak Was-was

Indikasi Terjadi Hujan Es/Lebat

Sementara itu, dilansir laman bmkg.go.id, berikut ini indikasi terjadinya hujan lebat/es disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat.

  • Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.
  • Udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%)
  • Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis - lapis), diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu - abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
  • Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu - abu / hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus).
  • Pepohonan disekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat.
  • Terasa ada sentuhan udara dingin disekitar tempat kita berdiri.
  • Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba - tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.
  • Jika 1 - 3 hari berturut - turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.

(Tribunnews.com/Tio)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas