China Bantah Misi Roket Chang'e 5-T1 Akan Menabrak Bulan, Faktanya Sudah Hancur Setelah Peluncuran
Prediksi dari Gray pun didukung oleh analisis dari Jet Propulsion Laboratory NASA, serta tim di University of Arizona.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Kabar roket dalam misi Chang'e 5-T1 akan menabrak, dan meledak di Bulan pada 4 Maret 2022 mendatang dibantah.
Pemerintah China secara resmi mengatakan roket dalam misi Chang'e 5-T1 sudah hancur tak lama setelah peluncuran berlangsung.
"Menurut pemantauan China, bagian atas roket yang terkait dengan misi Chang'e-5 masuk ke atmosfer Bumi dan terbakar habis,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin dilansir dari Space, Selasa (22/2/2022).
Wang mengacu pada misi uji yang dikenal sebagai Chang'e 5-T1, pendahulu dari misi Chang'e 5 yang lebih terkenal karena berhasil membawa sampel bulan kembali ke Bumi pada Desember 2020.
Baca juga: NASA Tunda Peluncuran Roket ke Bulan, Apa Penyebabnya?
Klaim ini diperkuat dengan hasil pelacakan data dari Skuadron Kontrol Antariksa ke-18 Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat, yang menunjukkan bahwa roket China dalam misi tersebut memang kembali memasuki atmosfer pada Oktober 2015.
Pada awalnya perkiraan roket tabrak Bulan itu diduga merupakan roket dari Falcon 9 milik SpaceX Elon Musk, yang meluncurkan Satelit Deep Space Climate Observatory pada Februari 2015.
Kemudian, astronom dan pelacak luar angkasa bernama Bill Gray yang pertama kali mengungkapkan hal tersebut, menarik kembali ucapannya.
Menyusul kesalahan identifikasi itu, Gray menyebut bahwa roket yang akan menabrak Bulan ternyata berasal dari misi Chang'e 5-T1 yang diluncurkan pada 2014 silam.
Baca juga: 40 Satelit Milik SpaceX-nya Elon Musk Terbakar Badai Matahari, Berikut Penjelasannya
Prediksi dari Gray pun didukung oleh analisis dari Jet Propulsion Laboratory NASA, serta tim di University of Arizona.
Bukan hanya kali ini saja, China juga beberapa kali mendapatkan kritikan lantaran misi ke luar angkasanya menyebabkan puing-puing roket berserakan, termasuk pada roket Long March 5B tahun 2021 lalu.
Pasalnya, puing-puing dari uji anti-satelit China yang dilakukan pada 2007 memaksa Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) melakukan manuver untuk menghindari tabrakan demi melindungi keselamatan awaknya.
Terkait dengan hal ini, Wang menekankan bahwa China telah melakukan standar ruang angkasa internasional tanpa meninggalkan puing-puing di ruang angkasa, yang dapat menyebabkan tabrakan di orbit atau kerusakan lainnya.
"Upaya penerbangan luar angkasa China selalu sesuai dengan hukum internasional. Kami berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan jangka panjang kegiatan luar angkasa dan siap untuk melakukan pertukaran serta kerja sama dengan semua pihak," jelas Wang.
Dia pun menegaskan dalam misi luar angkasa, China sebisa mungkin membuat roket-roketnya minim menimbulkan kerusakan. (Zintan Prihatini)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "China Bantah Roket dari Misi Chang'e 5-T1 Milik Mereka Akan Tabrak Bulan"