Ujicoba Virus Eksperimental Pembunuh Kanker Segera Disuntikkan pada Pasien Pertama
Sebuah virus rekayasa manusia yang dirancang untuk melawan penyakit kanker telah dinyatakan efektif dalam percobaan hewan dan laboratorium praklinis.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LOS ANGELES - Sebuah virus rekayasa manusia yang dirancang untuk melawan penyakit kanker telah dinyatakan efektif dalam percobaan hewan dan laboratorium praklinis.
Keberhasilan itu kini membuat para peneliti siap untuk menguji coba pada manusia.
Dikutip dari Sputnik News, Jumat (20/5/2022), Rumah Sakit City of Hope di Los Angeles, California, yang menjadi salah satu pusat penelitian kanker terbesar di Amerika Serikat (AS), telah memberikan dosis pada pasien pertama dalam uji coba fase I pengobatan kanker eksperimental baru CF33-hNIS yang diberi nama 'Vaxina'.
Perawatan ini telah terbukti efektif pada hewan dan uji laboratorium, namun ini akan menjadi pertama kalinya dicoba pada manusia.
Vaxina merupakan virus onkolitik, yang berarti versi modifikasi genetik dari virus alami, dibuat untuk menginfeksi, mereplikasi dan membunuh sel tumor.
Meskipun upaya melawan kanker dengan penggunaan virus pernah dicoba sebelumnya, namun pasien sering kambuh, dengan kanker yang kembali menunjukkan resistensi yang lebih besar terhadap pengobatan sebagai balasannya.
Sedangkan Vaxina mendorong sistem kekebalan alami tubuh untuk menyerang sel tumor, meningkatkan efektivitasnya dalam membunuh tumor dan mencegah kembali munculnya tumor.
Baca juga: Gejala dan Ciri-ciri Virus Hendra, Ini Penjelasan Kenapa Manusia Bisa Terinfeksi Virus Hendra
Dalam uji praklinis dan percobaan pada hewan, telah terbukti menurunkan keganasan tumor usus besar, paru-paru, payudara, ovarium, dan kanker pankreas.
Selain itu, Vaxina telah terbukti meningkatkan efektivitas bentuk perawatan imunoterapi lainnya, seperti menjadi penghambat pos pemeriksaan yang mencegah protein menghentikan sistem kekebalan pasien melawan kanker.
Para ilmuwan di The City of Hope menemukan CF33-hNIS dan melisensikannya ke Imugene, sebuah perusahaan biotek, yang memberinya nama Vaxina.
Baca juga: Penyebaran Infeksi Virus Cacar Monyet Terjadi di Eropa dan AS
"Menariknya, karakteristik yang sama yang pada akhirnya membuat sel kanker resisten terhadap kemoterapi atau pengobatan radiasi sebenarnya meningkatkan keberhasilan virus onkolitik, seperti CF33-hNIS. Kami berharap dapat memanfaatkan janji viralogi dan imunoterapi untuk pengobatan berbagai jenis kanker mematikan," kata Yuman Fong, M.D., Pengembang kunci virus yang dimodifikasi secara genetik dalam sebuah pernyataan yang diposting di situs web Imugene.
Studi pertama akan fokus pada sekelompok kecil pasien yang telah mencoba dua kali pengobatan tradisional. Mereka akan diberikan dosis Vaxina yang sangat kecil untuk membuktikan keamanannya.
Baca juga: WHO Keluarkan Peringatan soal Munculnya Virus Monkeypox Mematikan di Inggris
Pasien baru akan diberikan dosis Vaxina bersamaan dengan antibodi yang direkayasa yang dikenal sebagai pembrolizumab. Virus pun akan disuntikkan langsung ke tumor atau diberikan secara intravena.
Selain The City of Hope, Imugene berharap dapat membuka 9 situs lain untuk melayani total 100 pasien di seluruh wilaya AS dan Australia sepanjang 2022. Studi ini direncanakan akan berjalan selama sekitar 24 bulan.