Fenomena Perigee Jadi Penyebab Banjir Rob di Pesisir Utara Jateng, Apa Pengaruhnya?
BMKG menjelaskan penyebab banjir rob di pesisir utara Jawa Tengah adalah karena fenomena perigee. Apa itu fenomena perigee?
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
"Itu bukan tanggul jebol. Tapi, airnya melewati tanggul. Tapi, kalau jebol saya belum terinfo," ujarnya.
Menurutnya, air laut melewati tanggul sekitar pukul 14.00 WIB.
Hal tersebut menyebabkan air menggenangi Pelabuhan Tanjung Emas dan Tambak Lorok.
"Tugu dan Mangunharjo juga sudah tergenangi," tutur dia.
Dikatakannya, air rob tersebut juga sudah menggenangi akses masuk kantor BMKG yang ada di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.
Namun, air tidak masuk hingga dalam kantor.
Baca juga: Tim SAR Evakuasi Seorang Ibu Hamil dari Kawasan Berikat PT Lamicitra Akibat Banjir Rob
Baca juga: Ibu Kota Negara Pindah ke Kaltim, Kemendagri Sebut Jakarta Banjir
"Kantor BMKG tinggi tapi jalannya sudah tidak bisa dilewati," ujarnya.
Menurutnya, air pasang di Kota Semarang merupakan siklus rob pada akhir bulan Syawal.
Selain itu, juga jarak Bumi dan Bulan sangat dekat.
"Hal ini menyebabkan gravitasi Bulan sangat besar," tuturnya.
Tidak hanya itu, ia menuturkan fenomena gelombang air laut di perairan Jawa pemicu air pasang.
Ketinggian gelombang air laut kategori sedang yakni sekitar 1,25 hingga 2,5 meter.
"Air pasang diprediksi hingga tanggal 25 Mei 2022," tutur dia.
Retno menambahkan selain di Kota Semarang, air pasang berdampak di wilayah pantura.
Beberapa Kabupaten yang terdampak yakni Tegal, Kabupaten dan Kota Pekalongan, Kabupaten Demak, Pati, dan Rembang
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul BMKG: Ketinggian Air Pasang Capai 210 Sentimeter di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunJateng.com/Rahdyan Trijoko Pamungkas, Kompas.com/Riska Farasonalia/Aisyah Sekar Ayu Maharani)