Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fenomena Astronomis di Bulan Desember 2022: Oposisi Mars dan Hujan Meteor Geminid

Fenomena astronomis oposisi Mars dan hujan meteor Geminid menjadi dua fenomena langit di bulan Desember 2022. Simak penjelasannya.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Fenomena Astronomis di Bulan Desember 2022: Oposisi Mars dan Hujan Meteor Geminid
LAPAN
Ilustrasi fenomena astronomis Oposisi Mars. Fenomena astronomis oposisi Mars dan hujan meteor Geminid menjadi dua fenomena langit di bulan Desember 2022. Simak penjelasannya. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut fenomena astronomis yang terjadi di bulan Desember 2022.

Dikutip dari laman Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), setidaknya ada dua fenomena astronomis pada Desember 2022 yang bisa diamati dari Indonesia.

Fenomena langit tersebut yaitu oposisi Mars dan hujan meteor Geminid.

Lalu bagaimana penjelasan terkait oposisi Mars dan hujan meteor Geminid?

Baca juga: Fenomena Astronomis Bulan November 2022: Gerhana Bulan Total Terjadi pada 8 November

Oposisi Mars (8 Desember 2022)

Dilansir LAPAN, fenomena Oposisi Mars adalah konfigurasi saat Matahari-Bumi-Mars berada pada satu garis lurus.

Mars berada di sisi yang berlawanan dengan Matahari, sehingga disebut sebagai ‘oposisi’.

Berita Rekomendasi

Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, Andi Pangerang menjelaskan, dengan konfigurasi seperti ini, Mars akan berjarak lebih dekat dengan Bumi.

"Sehingga, Mars akan terlihat lebih terang dibandingkan dengan malam-malam lainnya, meskipun tidak akan sebesar dan seterang Bulan Purnama," ungkap Andi Pangerang,

Ilustrasi fenomena astronomis Oposisi Mars.
Ilustrasi fenomena astronomis Oposisi Mars. (LAPAN)

Baca juga: NASA Berhasil Luncurkan Roket Artemis, Selangkah Lebih Dekat dengan Misi ke Bulan

Hal ini dikarenakan seluruh permukaan Mars yang menghadap Bumi terkena cahaya Matahari.

Fenomena ini terjadi setiap rata-rata 25,6 bulan (2,13 tahun) sekali.

"Oposisi Mars terakhir terjadi pada 27 Juli 2018 dan 23 Agustus 2020," ujarnya.

Adapun fenomena Oposisi Mars 2022 akan terjadi pada 8 Desember pukul 12.35 WIB/13.35 WITA/14.35 WIT.

Mars akan dapat disaksikan di Indonesia dari arah Timur Laut sekitar waktu Matahari terbenam.

Kemudian, Mars berkulminasi di arah Utara dengan ketinggian antara 54,3 derajat di Rote Ndao hingga 70,9 derajat di Kota Sabang.

"Kenampakan Mars berakhir keesokan paginya di arah Barat Laut sekitar Matahari terbit."

"Saat oposisi kali ini, jarak Mars dari Bumi sebesar 82,2 juta kilometer, dengan kecerlangannya sebesar -1,87 atau 1,5 kali lebih terang dibandingkan dengan (bintang) Sirius," urai Andi.

Baca juga: Lubang di Planet Mars Menyerupai Pintu, Benarkah Buatan Aliens?

Oposisi Mars kali ini juga bertepatan dengan fenomena Bulan Purnama Desember yang puncaknya terjadi pada 8 Desember pukul 11.08 WIB/12.08 WITA/13.08 WIT.

Fenomena ini dapat disaksikan tanpa menggunakan alat bantu optik selama cuaca cerah, medan pandang bebas dari penghalang dan lokasi pengamatan bebas dari polusi cahaya.

Oposisi Mars akan terjadi kembali pada 16 Januari 2025 dan 19 Februari 2027.

"Secara umum, tidak akan ada dampak yang dialami oleh penduduk di Bumi saat fenomena ini terjadi," ungkap Andi.

Hujan Meteor Geminid (14-15 Desember 2022)

Suasana malam saat sejumlah penghobi astronomi menunggu hujan meteor geminids di Joel Bongalow Restoran, Kuala Cut, Lampuuk, Banda Aceh, Kamis (14/12/2017) pukul 03.00 dini hari.
Suasana malam saat sejumlah penghobi astronomi menunggu hujan meteor geminids di Joel Bongalow Restoran, Kuala Cut, Lampuuk, Banda Aceh, Kamis (14/12/2017) pukul 03.00 dini hari. (SERAMBI INDONESIA/M ANSHAR)

Sementara itu selain fenomena Oposisi Mars, di penghujung tahun 2022 akan ada fenomena hujan meteor Geminid.

Dilansir LAPAN, puncak hujan meteor Geminid diperkirakan terjadi pada 14-15 Desember 2022.

Hujan meteor Geminid berasal dari sisa debu asteroid 3200 Phaethon.

Hujan meteor Geminid dapat disaksikan di arah Timur Laut pada pukul 20.30 WIB hingga Barat Laut 25 menit sebelum Matahari terbit.

Turun dengan intensitas 120 meteor/jam, intensitas ini berbeda-beda di daerah Sabang dan Pulau Rote.

Bergantung variasi ketinggian maksimum titik radian, intensitas puncak hujan meteor Geminid terbagi menjadi:

Sabang (63 derajat): 107 meteor/jam

Pulau Rote (46 derajat): 86 meteor/jam

Meski ada cahaya Bulan, puncak hujan meteor Geminid dapat disaksikan dengan mata telanjang, asalkan langit cerah, bebas polusi cahaya, dan medan pandang bebas penghalang.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas