Benarkah Tak Boleh Keluar Rumah pada 21 Desember karena Ada Fenomena Solstis? Ini Faktanya
Inilah penjelasan mengenai fenomena solstis dan dampaknya. Benarkah karena fenomena solstis membuat kita tak boleh keluar rumah pada 21 Desember 2022?
Penulis: Sri Juliati
Editor: Salma Fenty
Mars berada di sisi yang berlawanan dengan matahari, sehingga disebut sebagai ‘oposisi’.
Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, Andi Pangerang menjelaskan, dengan konfigurasi seperti ini, Mars akan berjarak lebih dekat dengan Bumi.
"Sehingga, Mars akan terlihat lebih terang dibandingkan dengan malam-malam lainnya, meskipun tidak akan sebesar dan seterang Bulan Purnama," ungkap Andi Pangerang,
Baca juga: NASA Berhasil Luncurkan Roket Artemis, Selangkah Lebih Dekat dengan Misi ke Bulan
Hal ini dikarenakan seluruh permukaan Mars yang menghadap bumi terkena cahaya matahari.
Fenomena ini terjadi setiap rata-rata 25,6 bulan (2,13 tahun) sekali.
"Oposisi Mars terakhir terjadi pada 27 Juli 2018 dan 23 Agustus 2020," ujarnya.
Adapun fenomena Oposisi Mars 2022 akan terjadi pada 8 Desember pukul 12.35 WIB/13.35 WITA/14.35 WIT.
Mars akan dapat disaksikan di Indonesia dari arah Timur Laut sekitar waktu Matahari terbenam.
Kemudian, Mars berkulminasi di arah Utara dengan ketinggian antara 54,3 derajat di Rote Ndao hingga 70,9 derajat di Kota Sabang.
"Kenampakan Mars berakhir keesokan paginya di arah Barat Laut sekitar Matahari terbit."
"Saat oposisi kali ini, jarak Mars dari Bumi sebesar 82,2 juta kilometer, dengan kecerlangannya sebesar -1,87 atau 1,5 kali lebih terang dibandingkan dengan (bintang) Sirius," urai Andi.
Baca juga: Lubang di Planet Mars Menyerupai Pintu, Benarkah Buatan Aliens?
Oposisi Mars kali ini juga bertepatan dengan fenomena Bulan Purnama Desember yang puncaknya terjadi pada 8 Desember pukul 11.08 WIB/12.08 WITA/13.08 WIT.
Fenomena ini dapat disaksikan tanpa menggunakan alat bantu optik selama cuaca cerah, medan pandang bebas dari penghalang dan lokasi pengamatan bebas dari polusi cahaya.
Oposisi Mars akan terjadi kembali pada 16 Januari 2025 dan 19 Februari 2027.
"Secara umum, tidak akan ada dampak yang dialami oleh penduduk di Bumi saat fenomena ini terjadi," ungkap Andi.
Hujan Meteor Geminid (14-15 Desember 2022)
Sementara itu selain fenomena Oposisi Mars, di penghujung tahun 2022 akan ada fenomena hujan meteor Geminid.
Dilansir LAPAN, puncak hujan meteor Geminid diperkirakan terjadi pada 14-15 Desember 2022.
Hujan meteor Geminid berasal dari sisa debu asteroid 3200 Phaethon.
Hujan meteor Geminid dapat disaksikan di arah Timur Laut pada pukul 20.30 WIB hingga Barat Laut 25 menit sebelum Matahari terbit.
Turun dengan intensitas 120 meteor/jam, intensitas ini berbeda-beda di daerah Sabang dan Pulau Rote.
Bergantung variasi ketinggian maksimum titik radian, intensitas puncak hujan meteor Geminid terbagi menjadi:
Sabang (63 derajat): 107 meteor/jam
Pulau Rote (46 derajat): 86 meteor/jam
Meski ada cahaya Bulan, puncak hujan meteor Geminid dapat disaksikan dengan mata telanjang, asalkan langit cerah, bebas polusi cahaya, dan medan pandang bebas penghalang.
(Tribunnews.com/Sri Juliati/Gilang Putranto) (Kompas.com)