Ilmuwan Tengah Kembangkan Alat Kontrol Kehamilan Baru untuk Kucing Betina, Tak Perlu Lagi Operasi
Peneliti sedang mengembangkan injeksi yang bisa mengendalikan kehamilan kucing betina, tidak perlu lagi operasi.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Daryono
"Pembedahan, terutama pada hewan liar, memiliki tekanan dan biaya yang besar untuk menjebak hewan, memindahkannya ke fasilitas operasi, melakukan operasi, menahannya semalaman dan kemudian melepaskannya," ujar Aime Johnson, seorang dokter hewan di Universitas Auburn yang tidak tidak terlibat dalam penelitian.
"Injeksi sederhana akan memungkinkan penjebakan, injeksi, dan pelepasan segera."
Baca juga: Viral Video Kucing Selalu Mengeong Tengah Malam, Pemilik Pasang Kamera untuk Lihat Apa yang Terjadi
Karena pembedahan harus dilakukan oleh ahlinya, ketersediaan dokter hewan juga membatasi seberapa banyak kemajuan yang dapat dicapai.
"Kami membutuhkan cara untuk tidak bergantung pada ahli bedah dan memungkinkan orang awam untuk dapat memberikan suntikan yang mencegah reproduksi kucing," ujar William Swanson, rekan penulis studi dan dokter hewan satwa liar di Kebun Binatang Cincinnati.
Tempat penampungan yang penuh sesak juga menyebabkan tingkat eutanisasi yang lebih tinggi, kata Levy kepada Katherine J. Wu dari Atlantik.
Metode Penelitian
Dalam penelitian tersebut, kucing betina menerima suntikan pada otot pahanya.
Suntikan itu menghasilkan sel virus, di mana bagian-bagian yang menyebabkan penyakit telah dihilangkan.
Di dalam sel itu terdapat materi genetik.
DNA akan memberi tahu otot kucing untuk membuat protein yang disebut hormon anti-Müllerian, yang mencapai 100 hingga 1.000 kali lipat dari tingkat normal, menurut New Scientist.
Hormon itu akan menghentikan ovarium dari pematangan dan pelepasan sel telur.
Untuk menguji apakah suntikan itu efektif, para peneliti membuat dua percobaan kawin selama empat bulan yang dimulai delapan dan 20 bulan setelah treatment.
Baca juga: Kucing Berusia 25 Tahun Bertemu Lagi dengan Pemiliknya setelah 2 Tahun Menghilang
Mereka menampung 9 kucing dalam satu kelompok dengan pejantan yang telah berkembang biak sebelumnya dan merekam video untuk mendokumentasikan interaksi perkawinan.
Dalam kedua uji coba tersebut, 3 kucing dalam kelompok kontrol semuanya hamil dan melahirkan anak kucing yang sehat.