Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penelitian: Tikus Alami Perubahan pada Otaknya selama Kehamilan, Pengaruhi Perilaku Mengasuh Anak

Penelitian terbaru menunjukkan kehamilan pada tikus memicu perubahan pada otak yang kemudian mampu mengubah perilaku dalam mengasuh anak.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Penelitian: Tikus Alami Perubahan pada Otaknya selama Kehamilan, Pengaruhi Perilaku Mengasuh Anak
Roman Dvorkin/Shea lab/Cold Spring Harbor Laboratory
Ibu tikus mengawasi anak-anaknya. Penelitian terbaru menunjukkan kehamilan pada tikus, memicu perubahan pada otak yang kemudian mampu mengubah perilaku dalam mengasuh anak. 

"Setelah melahirkan, para ibu sangat berperan sebagai orang tua. Mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk merawat bayinya,” kata Kohl.

Foto ilustrasi tikus
Foto ilustrasi tikus (Freepik)

Baca juga: Bisakah Fungsi Seksual Dikembalikan dengan Terapi Koreksi Hormon, Ini Penjelasan Dokter?

Perilaku ini dikendalikan oleh jaringan otak yang dikenal sebagai sirkuit parenting, yang ada untuk memastikan pengasuhan anak secara optimal, kata Kohl.

Kohl dan tim ilmuwan berpendapat sirkuit ini mungkin dipengaruhi oleh dua hormon yang diproduksi dalam jumlah lebih banyak selama kehamilan.

Salah satunya adalah estradiol, suatu bentuk estrogen yang antara lain mempersiapkan rahim untuk menopang janin.

Hormon lainnya adalah progesteron, hormon seks yang membantu menjaga kehamilan.

Kohl dan timnya mengamati bagaimana hormon-hormon tersebut memengaruhi sel-sel otak yang disebut neuron galanin, yang terlibat dalam perilaku kawin dan mengasuh anak atau parenting.

Tim menemukan bahwa estradiol mengubah neuron sedemikian rupa sehingga membuat hewan tersebut lebih responsif terhadap bau dan suara bayi tikus.

Berita Rekomendasi

Namun, efeknya memudar seiring pertumbuhan anak-anaknya.

Progesteron menyebabkan neuron galanin membentuk koneksi baru, secara permanen mengubah sirkuit pengasuhan sehingga membuatnya lebih efisien.

Tim mendemonstrasikan efek ini menggunakan tikus yang kekurangan neuron galanin di area kritis otak atau memiliki neuron galanin yang tidak memiliki reseptor yang memungkinkan mereka merespons estradiol dan progesteron.

“Ketika kami menghapus reseptor tersebut, program untuk menjadi seorang ibu juga sepenuhnya etrhapus,” kata Rachida Ammari, anggota laboratorium Kohl sekaligus penulis utama makalah tersebut.

Baca juga: Kenali 4 Fase Perubahan Hormon Perempuan pada Siklus Menstruasi

Tanpa neuron dan reseptor, tikus yang melahirkan bahkan tidak mau berusaha menyusui anaknya.

Eksperimen lain menunjukkan pengaktifan reseptor hormon ini secara artifisial menyebabkan tikus perawan dapat bertindak seperti ibu.

Peran hormon dalam pola asuh manusia mungkin lebih halus, kata McCarthy.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas