Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Cara Memanfaatkan Enceng Gondok Untuk Membuat Kertas
Tanaman air ini dapat kita gunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas.
Penulis: Helda Niawanti
TRIBUNNERS - Tulisan ini saya buat ditengah kejenuhan menjalani studi pascasarjana dengan se-abrek tugas setiap harinya.
Saya teringat akan penelitian yang pernah saya lakukan dua tahun yang lalu. Saya dan rekan yang saat itu masih kuliah di program studi Teknik Kimia UNLAM, dan melakukan penelitian bersama seorang dosen mengenai pembuatan kertas dari bahan eceng gondok.
Eceng gondok (Eichhornia crassipes) merupakan tanaman gulma di wilayah perairan, dan sebagai sumber polusi.
Kalimantan Selatan sebagai daerah yang memiliki banyak sungai, merupakan wilayah yang banyak sekali terdapat tumbuhan ini. Eceng gondok berkembang biak dengan sangat cepat, baik secara vegetatif maupun generatif.
Perkembangbiakan dengan cara vegetatif dapat berlipat ganda dua kali dalam waktu 7-10 hari (Gunawan, 2007).
Perkembangbiakkan eceng gondok yang sangat cepat menimbulkan masalah lingkungan dan aktivitas sungai seperti menghambat lalu lintas pada perairan, menurunkan debit air pada sungai, mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke dalam perairan yang menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air dan mempercepat proses pendangkalan. Kehadiran eceng gondok juga menjadi tempat pembiakan yang cocok untuk nyamuk sebagai vektor penyakit pada manusia dan hewan.
Untuk meminimalisir efek buru dari Eceng gondok sekaligus mendapatkan manfaat dari kehadirannya, tanaman air ini dapat kita gunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas.
Caranya, kita mengambil serat yang dihasilkan dari batang eceng gondok dengan metode chemical pulping.
Batang eceng gondok yang telah dikeringkan ditambahkan sodium chloride (NaCl) dan di digester dalam autoclave selama waktu dan suhu tertentu. Proses ini berfungsi untuk menghilangkan kandungan lignin dari eceng gondok tersebut.
Lignin ini dapat mengotori pulp kertas yang dihasilkan, sehingga pulp kertas akan bewarna pekat. Setelah proses digister ini, pulp kemudian dicuci dengan air dan NaClO. NaClO ini kami menggunakan suatu cairan pemutih yang biasa digunakan untuk memutihkan baju. Pulp yang telah bewarna terang kemudian dicetak pada suatu cetakan sablon dan dikeringkan di bawah terik matahari.
Kertas yang dihasilkan memang tidak seputih kertas yang dihasilkan pada produksi kertas di pabrik. Hal ini dikarenakan proses pemutihan yang kurang efektif. Struktur kertas yang dihasilkan juga lebih mudah sobek, untuk menambah kekuatannya, kami menambahkan koran bekas yang di recycle menjadi pulp kertas ke dalam serat eceng gondok sebelum dicetak.
Walaupun eceng gondok adalah tanaman gulma dan diabaikan oleh banyak orang, sebenarnya ia memiliki banyak manfaat.
Beberapa kegunaan eceng gondok yang lain adalah dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan kerajinan tangan, bahkan sebagai sumber bahan bakar alternatif.
Sudah saatnya kita berpikir kreatif untuk memanfaatkan sumber daya alam di sekitar kita. Apalagi sebagai warga pulau Kalimantan yang punya sumber daya alam melimpah. Jangan hanya bergantung pada industri pertambangan, Kalimantan memiliki sumber daya plasma nutfah yang dapat dimanfaatkan.
Sumber daya alam yang selama ini masih dianggap sebagai gulma dan tidak berguna, sebenarnya memiliki potensi besar untuk menjadi sesuatu yang lebih berharga. Mari berpikir kreatif untuk Indonesia yang lebih mandiri.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.