Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 Fakta Bayi Lahir Mata Satu dan Tanpa Hidung di Mandailing Natal, Bertahan Hidup hanya 8 Jam

Bayi berjenis kelamin perempuan ini lahir di RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, 13 September 2018 sore.

Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Suut Amdani
zoom-in 5 Fakta Bayi Lahir Mata Satu dan Tanpa Hidung di Mandailing Natal, Bertahan Hidup hanya 8 Jam
TRIBUN MEDAN
Bayi perempuan malang yang lahir dengan satu mata serta tanpa hidung di Panyabungan, Mandailing Natal, meninggal dunia, Kamis (13/9/2018). 

TRIBUNNEWS.COM - Kelahiran bayi perempuan bermata satu dan tanpa hidung di Panyabungan, Mandailing Natal, Sumatera Utara tengah menjadi sorotan sejak Kamis (13/9/2018).

Bayi berjenis kelamin perempuan ini lahir di RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, 13 September 2018 sore.

Diketahui, kondisi bayi ini hanya memiliki satu mata dan mulut serta tidak memiliki hidung.

Berikut tim Tribunnews.com himpun fakta-fakta yang terkait kelahiran bayi bermata satu dan tidak memiliki hidung ini.

Melansir dari Tribun Medan, simak selengkapnya di sini!

1. Orangtua bayi syok

Kejadian ini dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Mandailing Natal, Syarifuddin Nasution.

Berita Rekomendasi

"Benar, tadi siang sudah kami lihat. Kondisinya sangat memprihatinkan," ungkapnya.

Kelainan pada bayi ini, membuat sang ibu, Surianti dan suaminya yang bekerja di tambang syok berat.

Berdasarkan informasi yang didapatkan, bayi itu adalah anak kelima pasangan ini.

"Orang tuanya masih sangat syok. Mereka juga kurang koperatif dan cenderung menutup diri," ujar Syarifuddin.

2. Hanya bertahan hidup selama 8 jam

Bayi tersbeut meninggal sekitar delapan jam setelah dilahirkan pada Kamis (13/9/2018).

Kembali, hal ini dibenarkan oleh Syarifuddin Nasution.

"Benar, barusan saja meninggal. Memang dari awal kita sudah prediksi umur bayi ini tidak lama, karena kondisinya sangat buruk," ujarnya.

Syarifuddin juga mengatakan bahwa pihak dokter sudah memprediksi bayi tersebut tidak akan bertahan lama dikarenakan kondisinya yang lemah.

"Kita sudah berupaya semaksimal mungkin, tapi Tuhan berkata lain," kata Syarifuddin.

Meski dilahirkan secara operasi caesar, Syarifuddin menjelaskan bahwa bayi itu tidak prematur.

Berat badannya pun terbilang normal seperti bayi baru lahir pada umumnya.

Saat dilahrikan, bayi itu tidak menangis dan denyut jantungnya lemah.

"Lahirnya sesar, tapi tidak prematur. Beratnya 2,4 kilogram. Waktu lahir juga tidak bagus, bayinya tidak menangis dan tidak ada gerakan. Denyut jantungnya juga di bawah seratus. Jadi kondisinya sangat parah," katanya Syarifuddin.

3. Beberapa kemungkinan penyebab

Syarifuddin Nasution mengatakan bahwa ada beberapa penyebab kelainan dari kondisi bayi tersbeut.

"Kalau kata dokter spesialis bayi yang tadi melihat bersama kami, ada beberapa kemungkinan penyebab. Pertama bisa jadi karena obat-obat yang dulu dikonsumsi si ibu, kemudian bisa juga karena virus," ujar Syarifuddin.

Pesimitis bayi tersebut akan bertahan hidup lama juga muncul karena kasus ini juga pernah terjadi di luar negeri.

Diketahui, rata-rata bayi kondisi seperti ini meninggal beberapa saat setelah dilahirkan.

Kondisi ini disebut sebagai Cyclopia, yang terjadi ketika proses pembentukan embrio kedua mata yang tidak bisa terpisah sehingga tergabung saat lahir.

"Paparan radiasi dalam rahim atau kombinasi obat-obatan yang berbeda yang dikonsumsi selama kehamilan bisa menjadi pemicunya," ujar Dr Ahmed Badruddin dilansir dari Mirror.

Ahmed menjelaskan bahwa banyak bayi dengan kondisi ini juga memiliki cacat jantung sehingga mereka hanya bertahan hidup selama beberapa hari.

Cyclops syndrome atau yang biasa disebut cyclopia tidak hanya terjadi pada bayi hewan, tapi juga bayi manusia.

4. Bukan kasus pertama yang terjadi

Kejadian ini ternyata bukan yang pertama kali terjadi.

Seorang bayi dengan fisik tidak normal juga pernah dilahirkan di Pangkalpinang.

Bayi itu diduga berjenis kelamin laki-laki dengan berat 1,5 kilogram, hanya memiliki satu mata dan mulut, serta tidak memiliki hidung.

Bayi tersebut lahir di Puskesmas Air Itam Kota Pangkalpinang, Minggu 27 Maret 2016 silam sekitar pukul 13.00 WIB.

Hal ini dibenarkan oleh Kepala Puskesmas Air Itam, dr Hizal.

"Sudah lama, kejadiannya, seminggu yang lalu. bayi itu, langsung meninggal," ujar Hizal.

Kejadian serupa juga terjadi di pendalaman Papua, tepatnya di Pustu Avona, Teluk Etna, Kaimana, Papua Barat.

Informasi ini sempat disampaikan oleh Anugrah Mantri Avona melalui akun Facebook-nya pada 12 Juni 2015 silam.

Ia mengatakan bahwa saat itu ia sempat membantu sang ibu melahirkan.

Ia menjelaskan bahwa kondisi bayi bermata satu itu disebabkan karena lahir prematur, sehingga nyawa sang bayi tidak bertahan lama.

Bayi itu meninggal 2 jam setelah dilahirkan.

Di luar negeri pun terdapat kasus serupa.

Kasus ini terjadi di Mesir, diketahui seorang bayi yang lahir di sebuah rumah sakit swasta di kota tumur laut dari El Senbellawein, Mesir juga mengalami hal yang sama.

Dan hanya bertahan hidup beberapa hari saja.

5. Merupakan kejadian ketujuh di dunia

Syarifuddin kembali menjelaskan bahwa kejadian langka ini adalah kejadian ketujuh di dunia.

"Ini kejadian yang ketujuh. Yang terakhir di Mesir dan meninggal beberapa jam kemudian. Kalau kata dokter bayi, bayi perempuan itu tidak akan bertahan lama hidup. Kalau yang di Mesir meninggal lima jam setelah dilahirkan," ujar Syarifuddin.

Sementara bayi yang lahir di Mandailing Natal ini lahir dengan berat badan normal.

(Tribunnews.com/Tribun Medan/Natalia Bulan R P)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas