Alasan Sebenarnya Ronaldo Menangis Setelah Diberi Kartu Merah
Cristiano Ronaldo akan melewatkan reuninya dengan Manchester United di Liga Champions musim ini.
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS.COM - Cristiano Ronaldo akan melewatkan reuninya dengan Manchester United di Liga Champions musim ini.
Dilansir Tribunnews.com dari Standard.co.uk pada Kamis (20/9/2018), Ronaldo diberi kartu merah pada menit ke-29 saat laga Juventus kontra Valencia pada Rabu (19/9/2018).
Ia mendapatkan kartu merah setelah berseteru dengan pemain Valencia, Jeison Murillo.
Terlihat Ronaldo meninggalkan lapangan dengan berlinang air mata.
Pemain Timnas Portugal itu tampak menepuk kepala bek Valencia dan wasit Felix Brych langsung memberikan Ronaldo kartu merah setelah berdiskusi dengan asistennya di belakang gawang.
Ronaldo tampak kebingungan dan terus mengaku dirinya tidak bersalah.
Mantan bintang Real Madrid itu jelas putus asa ketika meninggalkan lapangan dengan menangis dan terus menggelengkan kepalanya.
Dia nantinya mungkin akan melewatkan pertandingan Juventus berikutnya melawan Young Boys pada 2 Oktober 2018 mendatang.
Tetapi, jika UEFA memutuskan untuk meningkatkan skorsing yang khas untuk pelanggaran perilaku kekerasan, ia juga bisa absen di dua pertandingan yang nantinya juga akan bertemu dengan Manchester United.
Tim asuhan Jose Mourinho menjamu rival Italia mereka pada hari pertandingan ketiga pada 23 Oktober 2018 sebelum menuju ke Turin dua minggu kemudian.
Sementara itu, mantan bintang Manchester United, Fletcher, yang pernah bermain dengan Ronaldo di Old Trafford, mengatakan bahwa pemain berusia 33 tahun itu menangis karena dia mengecewakan semua orang.
Hal ini disampaikan Fletcher kepada BBC Radio Five Live.
"Ronaldo tidak senang dengan keadaannya setelah pertengkaran pertama,"
"Dia (Ronaldo) hanya menepuk kepalanya (Jeison) saat bangun dari jatuhnya,"
"Para pemain bereaksi dan Ronaldo dikeluarkan. Mengetahui betapa Ronaldo peduli, saya telah melihatnya dalam latihan,"
"Dia menjadi sangat marah dan sangat kompetitif. Dia melupakan itu adalah pertandingan grup, tetapi dia telah diandalkan untuk membawa Juventus menjadi juara Liga Champions," jelas Fletcher.
"Mungkin dia menganggapnya ini pertandingan semifinal. Dalam refleksi, dia akan sedikit malu dengan itu, tetapi itu menunjukkan betapa pedulinya dan seberapa kuatnya dia,"
"Dia ingin tampil mengesankan di klub barunya. Saya melihatnya karena dia sangat bergairah untuk permainan, pada usianya, dia merasa seperti sudah mengecewakan timnya," tambah Fletcher dalam wawancaranya tersebut.
(Tribunnews.com/Natalia Bulan R P)