Fakta-fakta soal IMF-WB 2018 di Bali, Tuai Kontroversi hingga Kehadiran Orang Terkaya di Dunia
Berikut deretan fakta pertemuan IMF-WB 2018 di Bali. Tuai kontroversi hingga kehadiran orang terkaya di dunia.
Penulis: Pravitri Retno W
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
TRIBUNNEWS.COM - Deretan fakta soal pelaksanaan IMF-WB 2018 di Bali, menuai kontroversi hingga kehadiran orang terkaya di dunia.
Indonesia tengah tengah menjadi tuan rumah untuk pertemuan International Monetary Fund - World Bank (IMF-WB) 2018 yang akan digelar di Bali.
Pertemuan ini digelar mulai hari ini, Senin (8/10/2018) hingga Minggu (14/10/2018) mendatang.
Banyak fakta terjadi di balik pelaksanaan pertemuan IMF-WB 2018 ini.
Baca: Soal IMF-WB, SBY Beri 2 Alasan Pihak yang Menentang: tak Tepat di Tengah Bencana dan Biaya Besar
Mulai dari kontroversi yang muncul hingga kehadiran orang terkaya di dunia.
Dirangkum Tribunnews dari berbagai sumber, berikut fakta-fakta soal pelaksanaan IMF-WB 2018 di Bali.
1. Tuai kontroversi
Pelaksanaan IMF-WB 2018 ini mendapat penentangan dari banyak pihak.
Satu di antaranya dari Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani.
Ahmad Muzani menganggap tak seharusnya IMF-WB 2018 tetap digelar karena Indonesia tengah diguncang bencana, seperti di Lombok dan Palu.
“Pertemuan IMF-WB itu pantas ditunda, karena tidak pas di tengah kondisi masyarakat Indonesia yang tengah berduka,” katanya di kawasan Depok, Jawa Barat, Jumat (5/10/2018).
2. Aksi penolakan dari Gerakan Rakyat Menentang (GRM) IMF-WB
Baca: Sri Mulyani Buka Suara Soal Kepantasan Indonesia jadi Tuan Rumah Acara IMF-Bank Dunia Pasca Bencana
Sebanyak 150 orang diketahui menggelar aksi penolakan IMF-WB 2018 yang dilaksanakan di Bali.
Aksi ini digelar di Lapangan Puputan Renon, Denpasar, Senin (8/10/2018).
"Junk junk IMF. Junk junk World Bank!" teriak para peserta aksi seperti dikutip Tribunnews dari TribunBali.com.
Para peserta aksi membawa berbagai selebaran, bendera, juga spanduk saat berjalan dari parkir timur Lapangan Renon.
3. IMF-WB 2018 di Indonesia sudah diajukan di era SBY
Pelaksanaan IMF-WB 2018 di Bali ternyata sudah diajukan sejak 2014 saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih menjabat sebagai presiden.
Hal ini diungkapkan oleh Chatib Basri yang saat itu menjabat sebagai Menteri Keuangan di era SBY.
Chatib menjawab pertanyaan yang diajukan seorang netizen bernama @monethamrin.
Baca: Kesiapan Bandara Ngurah Rai untuk Layani Parkir Pesawat Tamu IMF-WB 2018
Lewat cuitannya, Chatib Basri menyebutkan pemerintah mengajukan diri menjadi tuan rumah pertemuan IMF-WB tahunan pada September 2014.
Barulah pada Oktober 2015 Indonesia terpilih menjadi tuan rumah IMF-WB.
"Ya benar, bersama Bank Indonesia, pemerintah Indonesia mengajukan diri menjadi tuan rumah pertemuan tahunan September 2014.
Prosesnya tidak mudah, bersaing dengan negara-negara lain.
Indonesia dipilih menjadi tuan rumaj Oktober 2015, kalau saya tidak salah."
4. Delegasi IMF-WB 2018 berikan bantuan untuk korban gempa Lombok dan Palu
Para delegasi IMF-WB 2018 berinisiatif untuk memberikan bantuan bagi korban gempa Lombok dan Palu lewat program 'A Cup for Lombok'.
Nantinya setiap gelas yang diminum rencananya akan dihitung senilai Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu.
Baca: Ada Pertemuan IMF-WB, Fahri Hamzah Singgung Recovery Lombok
Dari program tersebut nanti hasilnya akan disumbangkan untuk korban gempa.
"Memang sedang banyak masalah gempa di Lombok dan juga gempa dan tsunami di palu dan donggala, jadi para peserta sendiri merasa juga ada keterpanggilan untuk memberikan," kata Peter Jacobs saat ditemui Tribunnews di Nusa Dua, Bali, Senin (8/10/2018).
"Satu cup coffee yang diminum para delegasi itu akan memberikan sumbangan kepada Lombok dan Palu," lanjutnya.
5. Kehadiran Jack Ma di IMF-WB 2018
Sebelumnya, Jack Ma sudah berkunjung ke Indonesia saat Asian Games 2018 digelar.
Kepala Unit Kerja Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018, Peter Jacobs, mengungkapkan Jack Ma akan hadir di pertemuan yang membahas Digital Ekonomi.
"Ada (Jack Ma). Dia sebenarnya orang-orang yang prominent (berpengaruh) ini pasti ada sesinya, menyangkut masalah digital ekoknomi," papar Peter saat ditemui Tribunnews di Nusa Dua, Bali, Minggu (7/10/2018).
Jack Ma juga direncanakan akan melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa negara.
Peter menyebutkan banyak pelaku ekonomi yang ingin bertemu dengan pendiri Alibaba Group ini.
Baca: Soal Pro Kontra Pertemuan IMF-World Bank, Politikus Demokrat: Kalau yang Negatif, Cari Bemper ke SBY
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)