Pria Alami Pendarahan Otak setelah Bekerja 35 Hari Tanpa Libur, Perusahaan Beri Kompensasi Rp 2,7 M
Pria asal Taiwan yang bekerja terus-terusan selama 35 hari tanpa libur, mengalami pendarahan otak. Ia kemudian diberi kompensasi senilai Rp2,7 M
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Pria asal Taiwan yang bekerja terus-terusan selama 35 hari tanpa libur, mengalami pendarahan otak.
Ia kemudian diberi kompensasi senilai setara Rp 2,7 miliar dari perusahaannya.
Karyawan yang mengalami pendarahan otak atau bahkan sampai meninggal karena terus-terusan bekerja bukanlah berita baru.
Di Jepang, fenomena yang disebut "karoshi" itu kerap terjadi.
Kejadian serupa juga terjadi di Taiwan.
Pria 51 tahun bernama Yang asal Pingtung, Taiwan menjadi korban kelalahan bekerja.
Melansir WorldofBuzz dari LTN, Yang menderita pendarahan pada otak setelah bekerja 35 hari terus-terusan tanpa libur di pabrik ikan beku di Taiwan.
Insiden itu terjadi pada 20 Desember 2014 jam 4 sore ketika Yang tiba-tiba pingsan saat bekerja.
Yang langsung dilarikan ke rumah.
Ia kemudian didiagnosis mengalami pendarahan otak dan tekanan darah tinggi.
Akibatnya, Yang menjadi difabel.
Yang tidak bisa lagi bekerja dan harus menjalani rehabilitasi untuk waktu yang lama karena ada kerusakan pada syaraf.
Ia masih kesulitan berjalan meski setelah 4 tahun kemudian.
Anak-anak Yang yang harus bekerja untuk menopang perekonomian keluarga.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.