5 Fakta Sejarah Hari Ibu: Berawal dari Penindasan hingga Menjadi Organisasi
Terdapat 5 fakta terkait sejarah Hari Ibu dimulai dari berawal dari penindasan yang sering dialami wanita hingga menjadi organisasi.
Penulis: Vebri
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
Saat itu, kaum perempuan juga mulai memberanikan diri untuk berkumpul, menyatakan pendapat, dan berorganisasi. Perempuan mulai menyadari pentingnya persatuan. Perasaan senasib dan sepenanggungan menjadi landasan mereka untuk berjuang mencapai tujuan bersama.
4. Kongres pertama
Dilansir dari Harian Kompas yang terbit pada 22 Desember 1982, awal mula bersatunya para perempuan di Indonesia adalah Kongres Perempuan I yang diadakan di Yogyakarta pada 22 Desember 1928.
Bertempat pada sebuah gedung bernama Dalem Jayadipuran milik Raden Tumenggung Joyodipoero yang kini menjadi kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional di Yogyakarta, para perempuan mulai menyuarakan pendapatnya dalam sebuah forum yang resmi.
Kongres ini dihadiri oleh sekitar 30 organisasi wanita yang tersebar di kota Jawa dan Sumatera. Mereka semua yang hadir dalam kongres ini terinspirasi dari perjuangan wanita pada era abad ke-19 yang berjuang melawan penjajahan sampai titik darah penghabisan.
Selain itu, kongres ini juga dihadiri oleh wakil-wakil dari Boedi Oetomo, PNI, PSI, Jong Java, Muhammadiyah, dan organisasi pergerakan lainnya.
Pertemuan yang dilakukan dari 22 sampai 25 Desember 1928 itu membahas tentang pertalian perkumpulan perempuan di Indonesia dan juga membicarakan kewajiban, keperluan dan kemajuan perempuan.
Yang menjadi pembahasan adalah mengenai pendidikan perempuan bagi anak gadis, perkawinan anak-anak, kawin paksa, permaduan dan perceraian secara sewenang-wenang.
Ketika itu perempuan dianggap hanya disiapkan menuju perkawinan. Perempuan dianggap hanya sebagai istri, ibu, dan pengurus rumah tangga. Setelah itu, perempuan hanya pasrah melayani keluarga beserta suaminya.
5. Menjadi Hari Ibu
Bermula dari kongres tersebut, akhirnya peran perempuan mulai mewarnai pergerakan Indonesia.
Setelah kongres pertama, juga dilakukan Kongres ke II dan ke III. Momen yang paling berkesan adalah ketika dilaksanakannya Kongres ke III pada 22 sampai 27 Juli 1938 di Bandung.
Berawal dari situlah, diputuskan untuk menghargai jasa-jasa tentang perempuan setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu.
Pernyataan dari Kongres yang ini menjadikan Presiden Soekarno mengukuhkan secara resmi dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 136 Tahun 1959 bahwa Hari Ibu sebagai Hari Nasional.
Baca: Deretan Ucapan Hari Ibu dari Para Seleb, Milik Soimah Paling Unik
Sejak saat itu dan sampai hari ini, setiap 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu.
(Tribunnews.com/Vebri)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.