5 Puisi Menyentuh Hati Karya Penyair Ternama, Kado Spesial untuk Bunda Tercinta di Hari Ibu
Tak harus mahal, kamu bisa menggunakan untaian-untaian indah puisi dari para penyair ternama ini untuk menunjukkan rasa cinta pada ibu.
Penulis: Fathul Amanah
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
TRIBUNNEWS.COM - Tanggal 22 Desember setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Ibu di Indonesia.
Tanggal ini diresmikan oleh Presiden Soekarno di bawah Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928.
22 Desember dipilih untuk merayakan semangat wanita Indonesia dan untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara.
Kini, peringatan Hari Ibu lebih kepada perayaan dan penghargaan atas peran seorang ibu dalam keluarganya, baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati momen spesial ini.
Satu di antaranya adalah dengan memberikan kado atau hadiah.
Tak harus mahal, kamu bisa menggunakan untaian-untaian indah puisi dari para penyair ternama ini untuk menunjukkan rasa cinta pada ibu.
Berikut lima puisi menyentuh hati bertema ibu yang dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber.
Baca: Kumpulan Kata Mutiara Cocok sebagai Ucapan Selamat di Hari Ibu dan Update Status di Sosmed
1. Tujuan Kita Satu Ibu - Wiji Thukul
Kutundukkan kepalaku,
bersama rakyatmu yang berkabung
bagimu yang bertahan di hutan
dan terbunuh di gunung
di timur sana
di hati rakyatmu,
tersebut namamu selalu
di hatiku
aku penyair mendirikan tugu
meneruskan pekik salammu
"a luta continua."
Kutundukkan kepalaku
kepadamu kawan yang dijebloskan
ke penjara negara
hormatku untuk kalian
sangat dalam
karena kalian lolos dan lulus ujian
ujian pertama yang mengguncangkan
Kutundukkan kepalaku
kepadamu ibu-bu
hukum yang bisu
telah merampas hak anakmu
Tapi bukan hanya anakmu ibu
yang diburu dianiaya difitnah
dan diadili di pengadilan yang tidak adil ini
karena itu aku pun anakmu
karena aku ditindas
sama seperti anakmu
Kita tidak sendirian
kita satu jalan
tujuan kita satu ibu:pembebasan!
Kutundukkan kepalaku
kepada semua kalian para korban
sebab hanya kepadamu kepalaku tunduk
Kepada penindas
tak pernah aku membungkuk
aku selalu tegak.
2. Ibu - Kahlil Gibran
Ibu adalah segalanya, dialah penghibur di dalam kesedihan.
Pemberi harapan di dalam penderitaan, dan pemberi kekuatan di dalam kelemahan.
Dialah sumber cinta, belas kasihan, simpati dan pengampunan.
Manusia yang kehilangan ibunya bererti kehilangan jiwa sejati yang memberi berkat dan menjaganya tanpa henti.
Segala sesuatu di alam ini melukiskan tentang susuk ibu.
Matahari adalah ibu dari planet bumi yang memberikan makanannya dengan pancaran panasnya.
Matahari tak pernah meninggalkan alam semesta pada malam hari sampai matahari meminta bumi untuk tidur sejenak di dalam nyanyian lautan dan siulan burung-burung dan anak-anak sungai.
Dan Bumi ini adalah ibu dari pepohonan dan bunga-bunga menjadi ibu yang baik bagi buah-buahan dan biji-bijian.
Ibu sebagai pembentuk dasar dari seluruh kewujudan dan adalah roh kekal, penuh dengan keindahan dan cinta.
Baca: Ingatkan Peran Perempuan dalam Menjaga Persatuan dan Kebhinekaan Bangsa, Jokowi: Selamat Hari Ibu
3. Ibu - Chairil Anwar
Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai
Ibu…..
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah
Ibu…..
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
Dan Bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan
Namun…..
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu….
Ibu….
Aku sayang padamu…..
Tuhanku….
Aku bermohon padaMu
Sejahterakanlah dia
Selamanya…..
4. Ibu - K.H. Mustofa Bisri
Ibu, koulah gua berteduh
tempatku bertapa bersamamu
sekian lama
Koulah kawah
dari mana aku meluncur
dengan perkasa
Koulah bumi
yang tergelar lembut bagiku
melepas lelah dan nestapa
gunung yg menjaga mimpiku
siang dan malam
mata air yg tak pernah berhenti mengalir
membasahi dahagaku
telaga tempat bermain
berenang dan menyelam
Koulah ibu, laut dan langit
yg menjaga lurus horisonku
Koulah ibu, mentari dan rembulan
yg mengawal perjalananku
mencari jejak sorga
di telapak kakimu
Tuhan, aku bersaksi
ibuku telah melaksanakan amanatMu
menyampaikan kasih sayangMu
maka kasihanilah ibuku
seperti Kou mengasihi kekasih – kekasihMu.
5. Ibu - D. Zamawi Imron
kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
sumur-sumur kering, daunpun gugur bersama reranting
hanya mata air airmatamu, ibu, yang tetap lancar mengalir
bila aku merantau
sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan memutikkan sarisari kerinduan
lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar
ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di sini
saat bunga kembang meyemerbak bau sayang
ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
aku mengangguk meskipun kurang mengerti
bila kasihmu ibarat samudera
sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu
(Tribunnews.com/Fathul Amanah)