Disebut Jadi Pemicu Tsunami Banten, Ini Video Penampakan Erupsi Gunung Anak Krakatau dari Udara
Erupsi Gunung Anak Krakatau disebut jadi pemicu tsunami di Banten, berikut penampakan erupsi dari udara yang diambil pada Minggu (23/12/2018).
Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Pravitri Retno W
![Disebut Jadi Pemicu Tsunami Banten, Ini Video Penampakan Erupsi Gunung Anak Krakatau dari Udara](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/gunung-anak-krakatau-kembali-erupsi-statusnya-ditetapkan-waspada_20180819_093229.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Humas Bandan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho membagikan penampakan erupsi Gunung Anak Krakatau dari udara.
Peristiwa erupsi Gunung Anak Krakatau disebut-sebut satu pemicu tsunami di Banten dan Lampung pada Sabtu (22/12/2018).
BMKG menyebut aktifitas Gunung Anak Krakatau pada saat itu bersamaan dengan cuaca di perairan Selat Sunda yang sedang meningkat.
Ternyata aktifitas Gunung Anak Krakatau sendiri telah erupsi sejak Juni 2018 lalu.
Sutopo pun membagikan penampakan Gunung Anak Krakatau dari udara melalui video singkat.
Baca: Vulkanolog ITB Ungkap Empat Kemungkinan Penyebab Tsunami Lampung Banten
Akun resmi @Sutopo_PN membagikan video singkat di Twitter pada Senin (24/12/2018).
Sutopo menjelaskan jika video singkat tersebut diambil pada Minggu (23/12/2018).
Nampak Gunung Anak Krakatau yang erupsi membuat perairan disekitar gunung menjadi tinggi.
Pada postingan tersebut Sutopo menjelaskan juga jika erupsi yang terjadi tidak besar.
Saat ini Gunung Anak Krakatau masih dalam status waspada level dua.
Pada status waspada level dua, zona berbahaya ada di dalam radius dua kilometer untuk jalur pelayaran yang aman.
"Erupsi Gunung Anak Krakatau yang terpantau dari pesawat Grand Caravan Susi Air pada 23/12/2018. Hampir setiap hari Gunung Anak Krakatau erupsi sejak Juni 2018. Erupsinya tidak besar. Status Waspada (level 2). Zona berbahaya di dalam radius 2 km. Jalur pelayaran di aman," cuit @Sutopo_PN.
Baca: Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia Tak Aktif Sejak 2012, Salah Satunya Karena Vandalisme
Sementara akibat bencana tsunami di Banten dan Lampung ini, BNPB menyebut sudah ada 281 korban meninggal dunia yang telah dievakuasi.
Setidaknya ada 1.016 korban luka-luka dan ada 57 korban masih hilang.
Sebelumnya gelombang tinggi menerjang pesisir Serang dan menyebabkan sejumlah kerusakan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gelombang itu merupakan tsunami.
Baca: Jenazah Bani, Herman, dan Kru Seventeen Band Dimakamkan Hari Ini, Ifan Ucapkan Permintaan Maaf
BMKG menyampaikan kesimpulan tersebut setelah mendapatkan data dari 4 stasiun pengamatan pasang surut di sekitar Selat Sunda pada waktu kejadian tsunami, yaitu pukul 21.27 WIB.
Hasil pengamatan menunjukkan tinggi gelombang masing-masing 0.9 meter di Serang pada pukul 21.27 WIB, 0,35 meter di Banten pada pukul 21.33 WIB, 0,36 meter di Kota Agung pada pukul 21.35 WIB, dan 0,28 meter pada pukul 21.53 WIB di Pelabuhan Panjang. (*)
(Tribunnews.com/ Siti Nurjannah Wulandari)