PVMBG Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Banjir Lahar Dingin dan Erupsi Susulan Gunung Agung, Bali
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) imbau masyarakat waspadai potensi banjir lahar dingin dan erupsi susulan Gunung Agung, Bali.
Penulis: Fitriana Andriyani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat mewaspadai potensi banjir lahar dingin Gunung Agung, Bali.
Sisa abu vulkanik di lereng Gunung Agung psca-erupsi berpotensi mengakibatkan banjir lahar dingin yang sangat berbahaya saat musim hujan.
Maka dari itu, PVMBG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak beraktivitas di sungai.
Bahkan masyarakat diimbau unutk menjauhi aliran sungai yang berhulu langsung dengan Gunung Agung.
Berdasarkan siaran Sapa Indonesia Siang, Kompas.tv, aktivitas vulkanik Gunung Agung masih tinggi sehingga erupsi susulan masih akan terjadi.
Baca: PVMBG: Curah Hujan Tinggi dan Lereng Terjal Menyerap Air Diduga Jadi Penyebab Longsor di Cisolok
Saat ini di Lereng Gunung Agung masih tersisa abu vulkanik yang terkumpul pasca-erupsi sehingga sisa-sisa material dengan mudah dibawa air hujan dan akan melawati sejumlah sungai yang berhulu langsung dengan Gunung Agung,
Kondisi tersebut dapat membahayakan masyarakat yang berada di bantaran sungai.
Selain itu PVMBG juga melarang masyarakat ataupun wisatawan melakukan pendakian karena sangat berbahaya dan erupsi bisa terjadi kapan saja.
Sampai saat ini pihak PVMBG masih menetapkan status Gunung Agung siaga level III dengan radius 4 kilometer dari puncak kawah.
Selain itu masyarakat diminta untuk mematuhi informasi mitigasi resmi yang dikeluarkan PVMBG agar petugas dengan mudah melakukan evakuasi jika Gunung Agung kembali erupsi.
Baca: Penjelasan PVMBG tentang Letusan Gunung Agung dan Imbauan untuk Waspadai Aliran Lahar Hujan
"Apalagi kan ini musim hujan ya, tentu saja ada potensi untuk terjadi banjir lahar, karena memang ada produk-produk vulkanik yang sebelumnya mengumpul di atas," ujar Kasbani, Kepala PVMBG kepada Kompas.tv.
"Ini (material vulkanik)m jiika terjadi hujan akan terjadi banjir dan mengikuti lembah-lembah yang berhulu dari Gunung Agung. Dan itu bisa melebihi raidus 4 kilometer," pungkasnya.
Mengutip laman vsi.esdm.gi.id, Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali mengalami erupsi pada tanggal 30 Desember 2018 pukul 04.09 WITA selama 3 menit 8 detik dengan amplitudo 22 mm.
Erupsi terjadi akibat adanya 'overpressure' akibat akumulasi gas-gas vulkanik.