Tanggapan PSI Dilaporkan Terkait Kebohongan Award, Siap Diperiksa hingga Protes Dianggap Alay
Beberapa kader PSI resmi dilaporkan oleh ACTA terkait kasus kebohongan award. Berikut tanggapan PSI, siap diperiksa hingga protes dianggap alay.
Penulis: Miftah Salis
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
"Kami sih heran karena dari awal kami (memberi penghargaan) disebut tindakan 'alay', kenapa mereka mau ikut-ikutan juga jadi 'alay', mereka seperti menjilat ludah sendiri," jelasnya.
5. Protes dianggap alay
PSI juga memprotes tindakan kebohongan award yang mereka lakukan disebut sebagai alay.
Mereka mengklaim hal tersebut bukanlah tindakan yang alay.
"Kalau dibilang kebohongan award adalah suatu tindakan yang 'alay-alay' politik, kami di PSI sangat tidak setuju," kata Juru Bicara PSI Dara Adinda Nasution saat konferensi pers di Markas DPP PSI, Jakarta Pusat, Senin (7/1/2019).
Dara menegaskan bahwa tindakan tersebut merupakan bentuk protes terhadap hoaks yang beredar.
"Kami sebagai partai anak muda merasa perlu menyampaikan, menyuarakan, mengkampanyekan ide-ide dengan cara yang kreatif," ungkapnya.
"Metode protes secara simbolik ini adalah metode yang banyak digunakan oleh pemimpin-pemimpin dunia yang melakukan perubahan dunia seperti Mahatma Gandhi, Nelson Mandela, dan lain-lain," sambungnya.
6. Kebohongan award sebagai bentuk pendidikan politik
PSI menyatakan jika tindakan pemberian kebohongan award merupakan tindakan bentuk pendidikan politik terhadap masyarakat.
Selain itu, tujuan mereka adalah untuk menyelamatkan demokrasi dari hoaks.
"Kebohongan award adalah upaya menyelamatkan demokrasi Indonesia. Marwah demokrasi Indonesia tidak boleh tercemar hanya dengan kebohongan-kebohongan untuk mencapai kekuasaan," ungkap Dara.
Sebelumnya pada Jumat (4/1/2019) PSI memberikan kebohongan award kepada Prabowo Subianto, Sandiaga Uno dan Andi Arief.
"Penghargaan ini diberikan karena baru awal 2019 sudah terjadi tsunami kebohongan yang dilakukan oleh mereka bertiga," kata Sekjen PSI Raja Juli Antoni dalam jumpa pers di Kantor DPP PSI, Jakarta, Jumat (4/1/2019).