6 Fakta Kecelakaan Maut Minibus vs Kereta Api di Pasuruan yang Tewaskan 5 Orang, 1 Penumpang Selamat
6 Fakta Kecelakaan Maut Minibus vs Kereta Api di Pasuruan yang Tewaskan 5 Orang, 1 Penumpang Selamat
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Kecelakaan maut terjadi di perlintasan KA sebidang, Desa Beji, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan pada Rabu (9/1/2019) dini hari.
Kecelakaan tersebut melibatkan Kereta Api (KA) Jaya Baya vs minibus L 300 dengan 1 sopir dan 5 penumpang.
5 orang termasuk sopir meninggal dalam kecelakaan tersebut, sedangkan satu orang selamat dan masih dirawat di rumah sakit.
Dirangkum Tribunnews dari Tribun Jatim, berikut adalah fakta-fakta kecelakaan maut minibus vs kereta api di Beji, Pasuruan, yang menewaskan 5 orang.
1. Tujuan minubus
Minibus Nopol P 1264 DE ini dikemudikan Mambahul Fadil (42) warga Desa Kebonagung, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember.
Mobil ini merupakan mobil travel yang membawa lima penumpang.
Total ada enam orang di dalam mobil ini.
Informasi yang dilansir oleh Tribun Jatim, mobil ini akan menuju ke Bandara Juanda.
Kelima penumpang ini bekerja di luar negeri, ada yang berstatus Tenaga Kerja Wanita (TKW) dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
"Informasinya kendaraan itu mau menjemput orang di Beji terus berangkat ke Bandara Juanda," kata Rofiq, warga setempat.
Kasatlantas Polres Pasuruan AKP Eko Iskandar membenarkan jika itu memang mobil travel. Jadi yang ada di dalam mobil itu semuanya penumpang travel.
"Informasinya mereka berangkat dari Jember dan mau menjemput satu penumpang di Beji. Setelah itu baru berangkat ke Surabaya," kata dia.
2. Identitas korban
5 Orang dinyatakan meninggal dalam kecelakaan maut tersebut, termasuk sopir.
Sedangkan satu penumpang yang selamat masih dirawat di RSUD Bangil.
Lima korban yang meninggal dunia adalah Mambahul Fadil, sopir L 300. Ia berusia 42 tahun warga, Gebangtaman, Desa Kebonagung, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember.
Kedua, Budi Yuniarso (51) warga Jalan Apel Raya, Kelurahan Patrang, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember.
Ketiga, Mariam (45) warga Desa Kabil, Kecamatan Nongsa, Kota Batam.
Keempat, Sri Praptuaningsih (52) warga Jalan Kawi, Sumbersari, Kabupaten Jember.
Terakhir Riki Sukiandra (47), warga Kacapiring, Kabupaten Jember.
Satu korban selamat yang alami luka ringan bernama Saranya (20) warga Pesona Surya Milenia, Kabupaten Jember.
3. Cerita warga di sekitar TKP
Widodo, merupakan orang pertama yang mendatangi lokasi kejadian kecelakaan maut tersebut.
Kebetulan rumah Widodo cukup dekat dengan lokasi kejadian.
Ia menyebutkan, dirinya sudah memiliki firasat buruk saat kejadian.
Dilansir dari Tribun Jatim, Widodo sempat mendengar ada yang tak biasa dari bunyi KA yang melintas.
"Suara KA yang melintas ini tak seperti biasanya. Saya sudah sejak kecil tinggal di sini. Saya hafal suara kereta yang menabrak sesuatu sama yang tidak menabrak. Nah, semalam saya merasa ada yang aneh ," kata dia.
Saat itu, ia sedang menonton televisi sebelum kejadian.
Setelah kejadian, dari balik gorden, ia merasa ada yang aneh dan perlu dicek.
Widodo pun langsung bergegas melihat perlintasan KA, dan melihat ada kereta api yang berhenti dan mobil yang terlempar jauh.
Kata dia, saat itu, ia melihat ada tiga orang di luar mobil, dan ada tiga orang di dalam mobil.
"Saya melihat yang tiga orang di luar masih bergerak tapi kayaknya kondisinya kritis, yang di dalam juga sama tidak bergerak sama sekali," tambah dia.
Ia mengaku langsung meminta bantuan masyarakat untuk mengevakuasi korban yang masih di dalam mobil.
Ia juga memindahkan korban selamat ke tempatnya.
"Saya langsung kasih air putih ke korban selamat. Tak lama polisi datang dan langsung membawa korban ke rumah sakit. Saat di sini, sopir masih sadarkan diri dan sisanya sudah tidak bergerak sama sekali," tutup dia.
4. Kronologi Kecelakaan versi Polisi
Kasatlantas Polres Pasuruan, AKP Eko Iskandar, menjelaskan kronologis kecelakaan maut yang menewaskan 5 orang itu.
Dari hasil olah TKP, Eko memaparkan, diduga kuat sopir minbus tidak konsentrasi saat mengemudi.
Kondisi waktu kejadian adalah dinihari, dan mental serta kondisi tubuh sopir diperkirakan sudah menurun.
Apalagi, saat itu, mobil travel yang berpenumpang enam orang itu berjalan dari Jember ke Pasuruan.
"Kuat dugaan, sopir tidak mengetahui ada kereta yang melintas. Jadi dia belok kiri saja, tidak melihat kanan - kiri," jelas Eko kepada Surya (grup TribunJatim.com).
Ia menjelaskan, dalam kasus ini, pihaknya minim saksi.
Eko melanjutkan, tak ada satupun saksi yang melihat kejadian ini.
Ada warga yang pertama kali mengetahui, itu hanya menolong saja, tapi kejadiannya tidak mengetahuinya.
"Orang yang pertama kali menolong ini juga tidak tahu bagaimana kejadiannya. Yang dia tahu, ada suara tabrakan dan dia keluar dari rumah. Begitu dilihat ada orang tergeletak di dalam dan luar mobil," paparnya.
Namun, demikian, lanjut Eko, dari keterangan pihak kereta, mobil memang tidak menghiraukan peringatan yang diberikan kereta.
Dan sudah ada bel yang dibunyikan dari jatak 100 meter.
"Ini kami masih dalami perkara ini, sambil mencari bukti-bukti lainnya. Sementara korban sudah kami evakuasi terlebih dahulu, dan dibawa ke RSUD Bangil. Lima orang tewas masih menunggu jemputan keluarga, sedangkan korban selamat masih dalam perawatan intensif," tambah Eko.
Eko menerangkan, dalam kejadian ini, mobil sempat terseret KA Jaya Baya sebelum akhirnya terpental jauh.
"Jarak dari lokasi tabrakan sampai lokasi mobil terakhir itu ada sekitar 28, 8 meter. Jadi mobil berada jauh dari lokasi tabrakan awal," paparnya.
Ia juga menerangkan, dalam olah TKP, pihaknya juga mengetahui ternyata lampu atau tanda sirine di perlintasan ini tidak berfungsi.
Ada empat lampu yang seharusnya menyala saat ada kereta lewat, namun tidak menyala.
"Ada dua lampu yang justru kondisinya pecah dan tidak ada lampunya. Kami akan bersurat ke pihak KAI untuk segera memperbaiki alat ini. Karena jelas, jalan ini ramai lalu lintas karena banyak yang keluar masuk melewati jalan ini," paparnya.
5. Saranya, Korban Selamat Merupakan Mahasiswi Asal Thailand
Saranya (20), korban selamat dalam kecelakaan maut tersebut merupakan mahasiswi asal Thailand yang sedang berkuliah di Indonesia
Ia kini duduk di semester 5 Prodi Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember.
Wakil Rektor 3 IAIN Jember, Sukarno membenarkan Saranya adalah mahasiswi IAIN Jember.
"Benar, namanya Saranya asal Thailand. Dia semester 5 Prodi Bahasa Arab. Dia penumpang mobil travel itu," kata Sukarno, Rabu (9/1/2019).
Sukarno dan tim sedang mendatangi Saranya saat Surya (TribunJatim.com Network) menghubungi Sukarno, Rabu (9/1/2019) siang.
"Kami akan menjenguk dan melihat kondisinya. Kalau memungkinkan akan kami bawa pulang dan dirawat di Jember," lanjut Sukarno.
Saranya menumpang minibus itu menuju Bandara Juanda Surabaya.
Rencananya, dia hendak pulang ke Thailand untuk berlibur.
Perkuliahan di IAIN Jember sudah memasuki masa libur sampai awal Februari 2019 nanti.
Karena dirasa libur masih panjang, Saranya memilih berlibur di kampung halamannya di Pattani, Thailand Selatan.
Saranya pulang ke Thailand seorang diri.
"Dia pamit ke teman-temannya kalau hendak pulang. Tadi usai kecelakaan, dia bisa menghubungi kepala prodinya," lanjut Sukarno.
Sukarno tidak mengetahu waktu penerbangan Saranya ke Bangkok.
Ia hanya memprediksi Saranya ikut penerbangan pagi.
6. Besar Santunan untuk para Korban
Para korban kecelakaan maut yang melibatkan minibus L 300 vs KA Jaya Baya di perlintasan KA tanpa palang pintu di Desa Beji, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan akan mendapat santunan dari Jasa Raharja.
Hal ini disampaikan oleh Fafan Nurdi A, penanggung jawab Jasa Raharja wilayah Pasuruan.
Ia menuturkan, pihaknya sedang berkoordinasi dengan kepolisian untuk mendapatkan surat laporan kepolisian terkait kecelakaan tersebut.
"Untuk korban meninggal dunia, ada uang santuan Rp 4 juta jika tidak memiliki ahli waris. Sedangkan jika memiliki ahli waris, santunannya ada sebesar Rp 50 juta. Kalau korban luka ada santunan biaya perawatan akan kami tanggung," kata Fafan.
Ia menjelaskan, untuk korban meninggal dunia asal Jember ada tiga orang.
Pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak Jasa Raharja Jember untuk memberikan santunan dan mengecek kondisi keluarga korban.
Pengecekan itu dilakukan untuk mengetahui ahli waris korban.
Jika tidak ada halangan, pihaknya akan memberikan santunan hari ini (9/1/2018).
"Kami tunggu hasilnya saja. Mudah-mudahan bisa segera keluar dan bantuan atau santunan kami bisa memberikan manfaat bagi keluarga korban," tutupnya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)