Prabowo Sebut BUMN Bangkrut, Begini Tanggapan Rini Soemarno dan Dirut Garuda
Prabowo Subianto mengkritik pemerintahan Joko Widodo yang dinilainya membuat sejumlah BUMN bangkrut. Ini tanggapan Menteri BUMN dan Dirut Garuda.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Sri Juliati
Rini pun kembali menyampaikan, BUMN yang rugi saat ini, seperti PT Garuda Indonesia (Persero), sedang diupayakan perbaikan keuangannya oleh pemerintah.
Upaya penyehatan keuangan Garuda, kata Rini, dengan melakukan renegosiasi kontak-kontrak lima sampai tujuh tahun yang lalu, dimana nilai kontrak tersebut terlalu mahal.
"Saya yakin kita bisa perbaiki semua. Kita harus menjaga keberlangsungan BUMN-BUMN tersebut, kita punya karyawan yang banyak, karyawan itu juga punya keluarga, kita harus jaga semua. Jadi kalau bicara marilah bicara dengan benar, dengan data yang kuat," papar Rini.
Baca: Jelang Debat Pilpres, Tim Jokowi-Maruf Minta Prabowo Jujur soal Penculikan Aktivis
Selain Menteri Rini Soemarno dan Menteri Darmin Nasution, Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia, Ari Askhara membantah pernyataan Prabowo yang menyebut perusahaannya mengalami kebangkrutan.
Dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, Ari mengatakan jika saat ini perseroannya masih tetap beroperasi.
Namun, Ari mengakui Garuda Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan bisnis.
"Garuda Indonesia kalau bangkrut mungkin saya sudah tidak di sini (perusahaan). Kalau dibilang challenging, yes," ujar Ari di Jakarta, Selasa (14/1/2019).
Baca: Prabowo Sebut Gaji Dokter Lebih Kecil dari Gaji Tukang Parkir, Ini Klarifikasi IDI dan Dokter Daerah
Saat ini, ujar Ari, Garuda memang masih merugi.
Namun, kerugian tersebut tak membuat maskapai pelat merah tersebut bangkrut.
"Kami listed company, setiap 3 bulan bisa dilihat laporan keuangannya. Dari 2016 kita rugi Rp 3,6 triliun, per September kemarin rugi sekitar Rp 2 triliunan," kata Ari.
Ari menambahkan, masyarakat bisa memantau langsung kondisi keuangan Garuda Indonesia.
Baca: Kata Tim Jokowi, Ide Prabowo Bentuk Lembaga Tabungan Haji Nasional Menjiplak Malaysia
Sebab, perusahaannya tercatat di pasar modal.
Dengan begitu, perusahaannya wajib memberikan informasi kinerja keuangannya secara berkala kepada publik.
"Garuda Indonesia terbuka, enggak ada yang ditutup-tutupi. Struktur costnya juga kami sampaikan setiap paparan publik," ucap Ari.
(Tribunnews.com/Whiesa)