Pengusaha Hotel Keluhkan Kenaikan Harga Tiket Pesawat, Jokowi: Saya Saja Kaget
Kenaikan harga tiket pesawat telah membuat pelaku usaha di bidang hotel mengeluh sepi. Hal itu disampaikan oleh Ketua PHRI, Hariyadi.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
TRIBUNNEWS.COM - Kenaikan harga tiket pesawat telah membuat pelaku usaha di bidang pariwisata, terutama hotel mengeluh sepi.
Keluhan atas kenaikan harga tiket pesawat tersebut, diungkapkan Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani.
Hariyadi mengatakan, kenaikan harga tiket pesawat menyebabkan sepinya kamar-kamar hotel di Indonesia.
Dikutip dari Kompas.com, Hariyadi mengeluh atas kenaikan harga pesawat tersebut kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca: Kenaikan Harga Tiket Pesawat Bukan Karena Avtur kata Sofyano Zakaria
Keluhan Hariyadi tentang kenaikan harga pesawat tersebut, ia sampaikan dalam perayaan HUT Ke-50 PHRI di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (11/2/2019).
Hariyadi mengatakan, kenaikan harga tiket pesawat mencapai 40 persen.
Hal tersebut membuat berkurangnya minat masyarakat untuk berlibur di dalam negeri.
Mahalnya tiket pesawat di dalam negeri, berbanding terbalik dengan harga tiket pesawat di luar negeri.
Baca: Tarif Tiket Pesawat Melambung, Sri Mulyani Minta Pertamina Hitung Ulang Harga Jual Avtur
Maka dari itu, menurut Hariyadi, masyarakat lebih memilih berlibur ke luar negeri daripada berlibur ke dalam negeri.
"Kondisi harga tiket yang mahal ini telah mengakibatkan berkurangnya perjalanan masyarakat yang berakibat menurunnya hunian hotel 20-40 persen," keluh Hariyadi kepada Jokowi.
Menurut Hariyadi, kenaikan harga tiket pesawat dipicu oleh kartel bisnis penerbangan yang ada di Indonesia yang saat ini dikuasai oleh Garuda dan Lion Air.
Selain itu, kata Hariyadi, kenaikan harga tiket pesawat juga dipicu oleh tingginya harga avtur yang dijual Pertamina.
Baca: Budi Karya Sumadi Belum Respon Temuan Awal KPPU Soal Dugaan Kartel Tiket Pesawat
Menurut Hariyadi, harga avtur yang dijual Pertamina lebih tinggi daripada harga pasaran internasional.
Karena itu, Hariyadi mengusulkan kepada Jokowi, agar menghentikan monopoli penjualan avtur yang dilakukan Pertamina serta menghilangkan kartel dalam bisnis penerbangan di Indonesia.