Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

6 Fakta Terbaru Pajurit Tewas Insiden di Papua, Kata Jokowi hingga Proyek Tetap Berjalan

Simak fakta baru pasca-insiden 3 prajurit tentara tewas baku tembak dengan KKSB Papua di Nduga, Papua dalam, kata Presiden Jokowi hingga tak imbang

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Sri Juliati
zoom-in 6 Fakta Terbaru Pajurit Tewas Insiden di Papua, Kata Jokowi hingga Proyek Tetap Berjalan
Setpres RI
Presiden Joko Widodo meninjau pembangunan jalan Trans Papua dengan mengendarai motor trail, 10 Mei 2017. (Setpres RI) 

Simak fakta baru pasca-insiden 3 prajurit tentara tewas baku tembak dengan KKSB Papua di Nduga, Papua dalam, kata Presiden Jokowi hingga tak imbang

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah fakta baru terungkap pasca-insiden baku tembak TNI dengan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) pada Kamis (8/3/2019) pagi.

Mulai dari pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ketua DPR, Bambang Soesatyo, hingga kekuatan tak imbang kedua TNI dan KKSB Papua.

Adapun seperti diberitakan, insiden kontak senjata tersebut terjadi Nduga, Papua.

Baca: Pesan Terakhir Serda Yusdin Pada Sang Kekasih Sebelum Tewas Ditembak KKB Papua

Peristiwa tersebut mengakibatkan tiga prajurit tentara tewas dan diperkirakan ada 7 hingga 10 anggota KKB yang tewas.

“Sementara dari pihak KKB, prajurit TNI berhasil merampas lima pucuk senjata milik KKB dan ditemukan satu orang mayat."

"Diperkirakan setidaknya 7-10 orang anggota KKB juga tewas."

BERITA REKOMENDASI

"Namun, mayatnya berhasil dibawa kabur oleh teman-temannya,” kata Kapendam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, pada kemarin Kamis (8/3/2019).

Simak fakta terbaru pasca-insiden kontak senjata TNI dengan KKSB Papua yang ditangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber berikut ini.

1. Seruan tambah pasukan

Ketua DPR, RI Bambang Soesatyo berbelasungkawa atas meninggalnya tiga prajurit TNI dalam kontak senjata dengan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di Nduga, Papua, Kamis (7/3/2019).

Untuk menjaga moral seluruh prajurit yang bertugas di Nduga, Ketua DPR mendorong pemerintah dan TNI mengeskalasi kekuatan atau penambahan pasukan di Nduga.

Dengan kekuatan yang lebih memadai, Ketua DPR juga mendorong dilakukannya eskalasi operasi.

Baca: Kronologi Baku Tembak Antara TNI dengan Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua

"Setelah tewasnya sejumlah prajurit TNI dan warga sipil, diperlukan respons yang lebih tegas dan terukur."

"Karena itu, operasi yang lebih ofensif tampaknya sangat diperlukan untuk menumpas gerakan KKSB Papua di Nduga dan sekitarnya," ujar Bamsoet melalui keterangannya, Jumat (8/3/2019).

Apalagi, dari kronologi peristiwa kontak senjata Kamis kemarin, terkesan, kekuatan KKSB Papua tidak bisa danggap remeh.

KKSB Papua masih mampu memberi perlawanan dan mengganggu proses evakuasi ketika helikopter yang akan mengangkut prajurit TNI yang gugur masih ditembaki KKSB Papua.

Selain itu, kemampuan KKSB Papua membawa lari jenazah rekan mereka yang tewas juga membuktikan kekuatan KKSB Papua.

Mereka memiliki markas dan tempat-tempat persembunyian di Nduga.

"Operasi yang lebih ofensif diperlukan untuk menjangkau dan menemukan tempat-tempat persembuyian KKSB Papua," kata Mantan Ketua Komisi III DPR RI itu.

Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo saat Pidato Pembukaan Masa Persidangan IV di hadapan Rapat Paripurna DPR RI
Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo saat Pidato Pembukaan Masa Persidangan IV di hadapan Rapat Paripurna DPR RI (DPR RI)

2. Peningkatan pengamanan proyek di Nduga

Masih mengenai tanggapan Bambang Soesatyo, selain memperkuat moral prajurit TNI, operasi yang lebih ofensif secara tidak langsung akan meningkatkan aspek pengamanan proses pembangunan infrastruktur di Nduga.

Pembangunan di Papua hendaknya tidak boleh dihambat oleh gerakan KKSB Papua.

Ketua DPR juga berharap keluarga dari tiga prajurit yang tewas di Nduga itu tabah menghadapi musibah ini.

"Selain penghormatan kepada ketiga prajurit yang tewas, negara melalui TNI hendaknya memberi penghargaan dan apresiasi kepada keluarga yang ditinggalkan," ujar Legislator Partai Golkar itu. 

3. Proyek Trans Papua tetap berjalan

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi mengatakan kondisi terkini di distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua pada Jumat (8/3/2019) telah kondusif.

Kegiatan proyek pembangunan Trans Papua Wamena - Mumugu di Kabupaten Nduga tetap berjalan.

Hal itu disampaikan Aidi saat dihubungi Tribunnews.com lewat sambungan telepon pada Jumat (8/3/2019) sekira pukul 15.00 WIB.

Baca: Kronologi Baku Tembak Antara TNI dengan Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua

"Kondisi sekarang menurut laporan, situasi kondusif. Tidak mempengaruhi aktifitas masyarakat, karena kejadian kemarin jauh di pemukiman. Tentunya pengamanan tetap kita perketat dan proses kegiatan tetap kita lanjutkan," kata Aidi.

4. Jauh dari pemukiman

Aidi juga mengatakan, lokasi kontak senjata antara TNI dengan KKSB Papua di Distrik Mugi pada Kamis (7/3/2019) jauh dari pemukiman penduduk sehingga peristiwa tersebut tidak membuat aktivitas penduduk di sana terganggu.

"Kecuali saat pembantaian kemarin di Yigi itu mereka melakukan pembantaian di luar kampung tapi mengambil korban di dalam kampung, di campnya."

"Diikat tangannya, ditelanjangi telanjang dada. Digiring 4 Km kurang lebih naik ke gunung di luar kampung. Baru di situ dibantai," kata Aidi.

Jalan Trans Papua
Jalan Trans Papua (Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR)

5. Kata Presiden Jokowi

Diberitakan WartaKotaLive.com, Presiden Jokowi mengakui anggota TNI-Polri tidak mudah memberantas KKSB di Nduga, Papua.

Jokowi yang pernah ke Nduga menilai, medan di sana dipenuhi hutan belantara dan menyulitkan pengejaran KKSB Papua pimpinan Egianus Kogoya.

"Tidak mudah bagi TNI-Polri untuk mengejar dan menyelesaikan ini. Tidak mudah karena medannya betul-betul sangat berat dan hutan belantara," kata Jokowi seusai meresmikan ruas tol Bakauheni-Terbanggi Besar, Lampung, Jumat (8/3/2019).

6. Jokowi: kejar, selesaikan

Baca: Pasca Kontak Senjata TNI dan KKSB, Situasi Kondusif dan Pembangunan Trans Papua Terus Berjalan

Menurut Jokowi, sejak terjadinya penembakan kepada anggota TNI dan pekerja Trans Papua, ia sudah memerintahkan untuk mengejar pelaku agar kejadian penembakan tidak terulang kembali.

"Sudah saya perintahkan sejak peristiwa yang pertama dulu, untuk dikejar, diselesaikan. Tetapi kita harus tahu, yang namanya Nduga medannya bukan sesuatu yang gampang," papar Jokowi.

Diberitakan, Kapendam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi mengatakan, peristiwa kontak senjata antara TNI dengan KKSB di Distrik Mugi, Nduga, Papua tersebut terjadi saat petugas TNI tengah melakukan pengamanan rute terhadap 600 pasukan TNI yang akan masuk ke daerah sana untuk melakukan pembangunan jembatan dan pengamanan.

Sebelumnya, Aidi mengatakan serangan tersebut menyebabkan tiga orang prajurit gugur.

"Mereka adalah Serda Mirwariyadin, Serda Yusdin, dan Serda Siswanto Bayu Aji," kata Aidi.

Sementara dari pihak KKSB, Aidi mengatakan prajurit TNI berhasil merampas lima pucuk senjata milik KKSB yang jenisnya masih dalam penyelidikan.

Selain itu para anggota TNI juga menemukan seorang jenazah yang identitasnya masih dalam penyelidikan.

"Diperkirakan setidaknya 7 sampai 10 orang anggota KKSB juga tewas namun mayatnya berhasil dibawa kabur oleh teman-temannya," kata Aidi.

Tonton juga:

(Tribunnews.com/Chrysnha)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas