Ratusan Mahasiswa di Selandia Baru Dengarkan Suara Azan, Geng Motor Janji Kawal Shalat Jumat Besok
Pasca penembakan dua masjid di Selandia Baru,ratusan mahasiswa mendengarkan azan. Sementara geng motor janji akan kawal ibadah shalat jumat besok.
Penulis: Miftah Salis
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Pasca penembakan dua masjid di Selandia Baru, ratusan mahasiswa melakukan aksi solidaritas dengan mendengarkan azan. Sementara geng motor Mongrel Mob janji akan kawal ibadah shalat jumat besok.
TRIBUNNEWS.COM- Pasca penembakan brutal dua masjid di Christchurch, Selandia Baru pada Jumat lalu, sejumlah aksi solidaritas muncul dari berbagai lapisan masyarakat.
Ratusan mahasiswa dari Universitas Canterbury Selandia Baru mendengarkan suara azan.
Mereka larut dalam suasana hening di tengah azan yang berkumandang.
Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas dan dukungan terhadap umat muslim yang menjadi korban dalam penyerangan teroris.
Aksi para mahasiswa tersebut menjadi viral di media sosial.
Baca: Teror di Christchurch, Presiden Turki Minta Selandia Baru Jatuhi Hukuman Mati pada Brenton Tarrant
Baca: Pasca-Aksi Teror, Selandia Baru Larang Penjualan Senapan Serbu dan Semi-otomatis
Satu diantaranya diunggah oleh seorang pengguna Twitter dengan nama @_SJPrace_.
"My heart (emoji)
Students gather in respect of The Azaan (Muslim call to prayer) at Canterbury Christchurch University standing in solidarity with the Muslim community in New Zealand.
Retweet (emoji)"
Siswa berkumpul mendengarkan suara azan (panggilan Muslim untuk sholat) di Universitas Canterbury Christchurch, berdiri dalam solidaritas dengan komunitas Muslim di Selandia Baru.
Hingga saat ini, video tersebut telah ditonton lebih dari 1,4 juta kali.
Selain dari mahasiswa di Christchurch, aksi solidaritas juga datang dari geng motor dari Mongrel Mob.
Mereka berencana melakukan aksi solidaritas dengan menjaga masjid saat umat muslim melakukan ibadah shalat Jumat besok.
Mengutip dari Daily Mail, ketua geng Mongrel Mob, Sony Fatu. mengatakan ia dan anggotanya akan menjaga Masjid Jamia di Hamilton, Utara Selandia Baru.
"Kami akan mendukung dan melindungi saudara-saudara Muslim kami kapanpun mereka membutuhkan mereka," ungkap Sonny Fatu.
Sony mengungkap jika pihaknya mendapat informasi bahwa warga muslim ketakutan untuk melaksanakan ibadah shalat jumat besok.
"Kami dihubungi seseorang dan diberitahu beberapa saudara Muslim kami ketakutan saat akan menjalani ibadah salat Jumat mendatang."
Ia dan anggotanya kemudian memberikan tawaran untuk menjadi bagian keamanan untuk menjaga warga muslim agar beribadah tanpa rasa takut.
"Kami pun menawarkan apakah kami bisa menjadi bagian tim keamanan agar mereka bisa beribadah tanpa rasa takut."
Sony Fatu juga berjanji akan melakukan pengawalan dengan tenang.
Niat baik dari geng Mongrel Mob tersebut disambut baik oleh Ketua Asosiasi Muslin di Waikato, Dr Asad Mohsin.
Dr Asad mengatakan diriya menghargai dukungan yang diberikan Sony Fatu dan kawan-kawan.
"Kami menghargai mereka sebagai seorang manusia dan kami menghargai bahwa mereka menghargai kami juga," ungkapnya.
Baca: Profil Mongrel Mob, Klub Motor yang Kutuk Pelaku Teror Masjid Christchurch
Baca: Media Selandia Baru Bakal Siarkan Azan untuk Hormati Korban Aksi Teror di Masjid Christchurch
Sebelumnya, pada Jumat (15/3/2019) lalu, aksi penembakan keji dilakukan oleh seorang bernama Brenton Tarrant.
Aksi tersebut kemudian diumumkan sebagai sebuah aksi teroris.
Brenton Tarrant melakukan penembakan terhadap jamaah Masjid Al Noor di Christurch dan masjid di Linwood saat mereka akan melaksanakan ibadah shalat Jumat.
Saat melakukan aksinya, Brenton Tarrant bahkan melakukan siaran langsung di Facebook.
Melalui siaran langsung tersebut, publik dunia digegerkan dengan video pembantaian keji yang beredar.
Akibat aksi Brenton Tarrant, sebanyak 50 orang tewas.
Brenton Tarrant berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian setempat dan langsung menjalani sidang di Gedung Pengadilan Christchurch pada Sabtu (16/3/2019).
Namun, hingga saat ini belum ada putusan mengenai hukuman yang akan diterima Brenton.
Presiden Turki Tayyip Erdogan menuntut Selandia Baru untuk menjatuhi hukuman mati bagi Brenton.
Dikutip Tribunnews.com dari Newshub, Erdogan mengancam akan menghukum tindakan keji Brentont Tarrant jika Selandia Baru enggan melakukannya.
"Anda membunuh 50 saudara kandung kita dengan kejam. Anda akan membayar untuk ini. Jika Selandia Baru tidak melakukannya, kami tahu bagaimana membuat Anda membayar satu atau lain cara," ucap Erdogan saar berkampanye pada Selasa (19/3/2019) waktu setempat.
(Tribunnews.com/Miftah)