Lunasi Utang Judi, Ayah Tega Jual Bayi Perempuannya yang Baru Berusia Setahun Seharga Rp 126 Juta
Ayah Jual Bayi Perempuannya yang Baru Berusia 1 Tahun Seharga Rp 126 Juta untuk Melunasi utang Judi
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Fathul Amanah
Ia mengaku memiliki utang banyak karena berjudi.
Ia lalu membuat keputusan menjual anaknya setelah melihat postingan tentang adopsi anak secara online.
Jiang berbohong pada pembelinya dengan berkata ia tidak mampu membesarkan anaknya karena ia telah bercerai dari istrinya sementara kedua orangtuanya telah tiada.
Jiang kemudian membawa anaknya pergi pada 5 November dan terbang ke Zhoushan, lebih dari 1850 km dari rumah mereka.
Sang anak ditemukan oleh polisi Jumat lalu dan dibawa pulang ke rumah ibunya di Guiyang.
Baca: Penemuan Bayi Terlantar di Bekasi, Warga : Saya Dengar Suara Tangisan Bayi saat Mau Salat Subuh
Sementara itu sang ayah ditahan dan didakwa perdagangan manusia.
Masalah perdagangan anak menjadi masalah yang serius di China.
Diperkirakan 70000 anak hilang tiap tahunnya untuk dipaksa bekerja, diadopsi, atau dijual untuk prostitusi, seperti yang dilaporkan oleh China Daily.
Seminggu lalu dalam kasus yang berbeda, pasangan asal Wuzhou, Guangxi ditahan karena menjual semua lima anak mereka, tiga laki-laki dan dua perempuan, demi keuntungan 100.000 yuan (Rp212 juta).
Pada bulan Januari, bocah di Jinjiang, Fujian bertemu lagi dengan kakeknya setelah orang tuanya menjualnya 120,000 yuan tahun lalu.
Baca: Hanya Ditutupi Genting, Bayi Perempuan Ditemukan di Belakang Rumah Warga di Bekasi
Kedua orangtuanya membagi keuntungan sebelum akhirnya berpisah.
Zhang Baoyan, delegasi dari National People's Congress ke-13 minggu lalu menyerukan amandemen hukum Tiongkok untuk menjatuhkan hukuman mati bagi mereka yang memperdagangkan perempuan dan anak-anak.
Zhang, yang telah lama menjadi penasihat hak-hak perempuan dan anak-anak di negara itu, juga menyerukan hukuman yang lebih keras bagi pembeli (tidak hanya penjual), yang memicu perdagangan terus terjadi namun jarang dimintai pertanggungjawaban.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)