Dituding Perintahkan Kapolsek Menangkan Jokowi, Kapolres Garut Membantah: Tuduhan Itu Tak Berdasar
Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna bantah tudingan bahwa dirinya memerintahkan kapolsek di lingkungan Polres Garut menangkan Jokowi dalam Pilpres.
Penulis: Fitriana Andriyani
Editor: Sri Juliati
Hal tersebut ia sampaikan saat berbicara kepada media melalui perantara LBH Lokataru di Jakarta, Minggu (31/3/2019).
Dikutip Tribunnews.com dari Tribun Jabar, AKP Sulman Aziz mengungkapkan Kapolres Garut, AKBP Budi Satria Wiguna, mengarahkan untuk mendukung Capres 01 dalam rapat Februari lalu.
Sulman dimutasi ke Polda Jabar karena sempat berfoto dengan tokoh dari Capres 02 saat melakukan pengamanan kampanye pada 25 Februari 2019.
Padahal AKP Sulman Aziz beralasan, foto itu hanya untuk membuat laporan ke Kapolres.
Di Polda Jabar, AKP Sulman Aziz akan menjabat Kanit Seksi Pelanggaran Gakkum Direktorat Lalu Lintas Jawa Barat.
Baca: Kasus Kapolres Garut, BPN Singgung People Power Amien Rais
Menurut Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna, mutasi kepada Sulman merupakan wewenang dari Polda Jabar.
Bukan karena alasan berfoto dengan tokoh 02.
"Yang bersangkutan sudah dua tahun lebih menjabat Kapolsek. Jadi sudah wajar jika dilakukan mutasi," ucap Budi di rumah dinasnya, Minggu (31/3/2019) mengutip Tribun Jabar.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, juga membantah ada upaya penggalangan kekuatan untuk memenangkan salah satu calon presiden tertentu.
"Tidak benar (ada arahan mendukunga capres). Diatur di Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Polri Pasal 28 ayat 1 dan 2, Polri harus netral," ujar Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko via pesan elektronik kepada Tribun Jabar.
Baca: Soal Pengakuan Eks Kapolsek Pasirwangi, Div Humas Polri Minta Awak Media Konfirmasi ke Polda Jabar
Terkait asumsi Sulman bahwa dirinya dimutasi karena berfoto dengan tokoh di kubu 02, Wisnu meluruskan bahwa mutasi hanya sebagai penyegaran.
"Mutasi hal biasa dalam organisasi dan sebagai penyegaran di tubuh internal Polri. Semua jabatan ada batasannya, tidak mungkin selamanya," ujar Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko.
Ketika ditanya apakah mutasi tersebut bersifat menjatuhkan atau sebaliknya, kata Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, mutasi adalah hal yang standar dan biasa saja.
Pertanyaan itu perlu ditanyakan mengingat AKP Sulman Aziz merasa mutasi membuat dirinya dizalimi.
"Dari kapolsek ke kepala seksi biasa aja, bukan yang luar biasa, bukan pula demosi (penurunan jabatan, red). Jadi yang bersangkutan ini pengalaman di bidang lalu lintas, jadi di telegramnya, dia kompeten membidangi lalu lintas."
"Di jabatan barunya, dia membidangi urusan penegakan hukum lalu lintas," ujar dia.
(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)