Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Faiqus Syamsi Hilang di Gunung dan Ditemukan Tinggal Tulang Belulang, Sempat Bilang Akan Buat Heboh

Berikut ini fakta hilangnya Faiqus Syamsi di gunung dan ditemukan tinggal tulang belulang, sempat bilang akan buat heboh.

Penulis: Miftah Salis
Editor: Sri Juliati
zoom-in Faiqus Syamsi Hilang di Gunung dan Ditemukan Tinggal Tulang Belulang, Sempat Bilang Akan Buat Heboh
Tribunjatim.com/Nur Ika Anisa
Berikut ini fakta hilangnya Faiqus Syamsi di gunung dan ditemukan tinggal tulang belulang, sempat bilang akan buat heboh. 

Berikut ini fakta hilangnya Faiqus Syamsi di gunung dan ditemukan tinggal tulang belulang, sempat bilang akan buat heboh.

TRIBUNNEWS.COM- Faiqus Syamsi (17), pelajar SMKN 5 Surabaya yang hilang di Gunung Arjuno, ditemukan tinggal tulang belulang setelah dinyatakan 100 hari menghilang.

Faiqus Syamsi ditemukan oleh Tim SAR gabungan pada Jumat (5/4/2019).

Jasad Faiqus Syamsi ditemukan tinggal tulang belulang di atas Lembah Kijang dan di bawah Puncak Bayangan.

Sebelumnya, Faiqus Syamsi siswa SMKN 5 Surabaya dikabarkan hilang kontak saat mendaki Gunung Arjuno bersama enam orang temannya melalui pintu masuk Pos Tretes, Kabupaten Pasuruan, Minggu (16/12/2018).

Tim SAR gabungan melakukan pencarian terhadap Faiqus Syamsi hingga 10 hari setelah dinyatakan hilang.

Namun tak ada hasil yang didapatkan hingga pada 26 Desember 2018 pencarian resmi dihentikan.

Baca: Faiqus Syamsi, Siswa SMKN 5 Surabaya yang Hilang di Gunung Arjuno Ditemukan Tinggal Tulang Belulang

Baca: Beli Suvenir, Pria Asal Gunung Kidul Ini Tiba-tiba Dipaksa Menikahi Perempuan yang Tak Dikenalnya

Berita Rekomendasi

Berikut fakta Faiqus Syamsi yang hilang di gunung dan ditemukan tinggal tulang belulang dikutip dari berbagai sumber.

1. Ditemukan oleh pendaki lain

Tulang belulang Faiqus Syamsi ditemukan oleh pendaki yang turun dari Gunung Arjuno pada Kamis (4/4/2019) sore.

Pendaki tersebut kemudian mengambil gambar tulang belulang lalu melaporkannya ke pos.

Infomasi itu diteruskan ke Basarnas.

Tim SAR gabungan kemudian melakukan pencarian di lokasi yang telah diinformasikan oleh pendaki yang turun hingga tulang ditemukan pada Jumat (5/4/2019) malam.

Titik penemuan tulang belulang tidak jauh dari lokasi terakhir remaja tersebut hilang kontak.

Pada penemuannya, Tim SAR juga berhasil menemukan atribut pakaian dan peralatan yang dibawa korban saat mendaki.

Kerangka tersebut kemudian dipastikan milik Faiqus Syamsi oleh keluarganya.

"Keluarga memastikan jika kerangka itu milik Faiqus Syamsi," kata Komandan Tim Pencarian Farid Kurniadi dikutip dari Kompas.com.

2. Hanya ditemukan tulang kaki dan tangan

Farid Kurniadi menjelaskan, timnya hanya menemukan dua tulang yakni tulang kaki dan tulang tangan.

Mereka sempat melakukan pencarian hingga 100 meter dari lokasi penemuan.

"Tim sempat mencari tulang tengkorak dan tulang lain hingga 100 meter dari lokasi penemuan, tetapi tidak menemukan apa-apa," katanya dikutip dari Kompas.com.

Proses evakuasi korban ke pos II Gunung Arjuno dan dilanjutkan ke Posko Utama.

Baca: Berziarah ke Makam Sunan Gunung Jati, PKS: Mengingat Semangat Para Wali

Baca: Sebanyak 5000-an Panel Surya Terpapar Abu Vulkanik Gunung Agung

"Identifikasi disaksikan pihak keluarga, kepolisian dan tim (basarnas) untuk memastikan identitas. Hasilnya dipastikan atas nama korban," kata Farid dikutip dari Surya.co.id.

Tulang belulang tersebut dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Porong Sidoarjo dan diserahkan kepada keluarga.

3. Keluarga syok

Orang tua Faiqus Syamsi, Mohammad Najib dan Dumi Supartiwi, syok mendapat kabar sang anak ditemukan tinggal tulang belulang.

"Mohon maaf, ayah dan ibunya masih syok. Anaknya ditemukan tulang ada yang masih melekat kain tapi terkoyak ga karuan," ucap keluarga korban Nanang, dikutip dari Kompas.com.

Jenazah Faiqus Syamsi dimakamkan pada Sabtu (6/4/2019) dinihari.

"Dimakamkan tadi malam sekitar pukul 01.30 WIB, di pemakaman Kendangsari dekat sini" kata Nanang di rumah duka.

Nanang mengungkapkan, jika selama kurun waktu 100 hari tersebut, pihak keluarga terus melakukan pencarian terhadap Faiqus Syamsi.

"Sebelum ditemukan kami usaha, inisiatif mencari dari relawan sampai menanyakan segala cara ingin tahu keadaannya," kata Nanang.

4. Sempat bilang akan buat heboh

Faiqus Syamsi sebelum berangkat mendaki Gunung Arjuno meminta izin kepada sang ibu.

Namun, saat meminta izin tersebut Faiqus Syamsi mengatakan akan membuat heboh.

Tak ada penjelasan dari korban apa maksud perkataannya.

"Kalau pamit, iya pamit liburan, mendaki juga sesuai perizinan. Hanya sebelum pergi, dia bilang ke ibunya mau membuat heboh,"

"Nanti saya mau bikin heboh, bu. Tidak ada permintaan, hanya bilang begitu," kata Nanang dikutip dari Surya.co.id.

Sebelumnya, diketahui Faiqus Syamsi bersama teman-temannya berencana menuju puncak Gunung Arjuno pada 18 Desember 2019.

Saat sudah sampai puncak, Faiqus berinisiatif untuk menjemput kedua temannya yang masih dalam perjalanan.

Baca: Ranu Kumbolo, Oasis di Tengah Lelahnya Perjalanan Menuju Puncak Gunung Semeru

Baca: Pendakian Gunung Sumbing via Desa Butuh, Magelang: Keindahan Hakiki di Jalur Sejati

Sayangnya, hingga dua temannya sampai ke puncak, mereka tidak berjumpa dengan Faiqus.

Mereka pun memutuskan melakukan pencarian, tapi tidak membuahkan hasil dan memutuskan kembali ke basecamp.

Korban bersama enam rekannya memulai pendakian pada Minggu (16/12/2018), dari pintu masuk Pos Tretes, Kabupaten Pasuruan.

Keluarga korban, Nanang, kembali menuturkan jika pendakian yang dilakukan Faiqus Syamsi tidak melibatkan penunjuk jalan yang berpengalaman.

Faiqus Syamsi dan temannya membagi rombongan dalam dua tim.

Faiqus Syamsi merupakan ketua tim dari rombongan kedua bersama dua temannya.

Sementara tiga lainnya berada di tim lain dan satu orang menjaga tenda.

"Mereka sama-sama tidak pernah ke Gunung Arjuno sebelumnya, setahu saya dia pernah mendaki di Penanggungan," kata Nanang, paman korban di rumah duka Jalan Kendangsari XV Tenggilis Surabaya, Sabtu (6/4/2019).

Faiqus Syamsi diduga terperosok saat akan mendaki ke puncak.

"Yang saya sesalkan mereka mendaki tanpa seseorang yang pengalaman. Tidak mengajak penunjuk jalan," katanya.

(Tribunnews.com/Miftah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas