Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Penyanyi Keroncong Mus Mulyadi Wafat, Pernah 2 Minggu Naik Kapal Kayu, sang Anak: Penuh Semangat

Penyanyi keroncong Mus Mulyadi wafat. Di masa muda, Mus dan kawannya pernah 2 minggu naik kapal kayu. Sang anak menyebut ayahnya sosok penuh semangat.

Penulis: Miftah Salis
Editor: Sri Juliati
zoom-in Penyanyi Keroncong Mus Mulyadi Wafat, Pernah 2 Minggu Naik Kapal Kayu, sang Anak: Penuh Semangat
Kolase Wartakotalive.com, Instagram @erick_mus
Penyanyi keroncong Mus Mulyadi wafat. Di masa muda, Mus dan kawannya pernah 2 minggu naik kapal kayu. Sang anak menyebut ayahnya sosok penuh semangat. 

Penyanyi keroncong Mus Mulyadi wafat. Di masa muda, Mus dan kawannya pernah 2 minggu naik kapal kayu. Sang anak menyebut ayahnya sosok penuh semangat.

TRIBUNNEWS.COM - Kabar duka datang dari dunia musik tanah air.

Penyanyi keroncong legendaris Mus Mulyadi dikabarkan wafat pada Kamis (11/4/2019) pukul 09.08 WIB.

Mus Mulyadi meninggal di Rumah Sakit Pondok Indah.

Kabar duka ini dikonfirmasi dari anak Mus Mulyadi, Erick Haryadi, saat dihubungi awak media.

“Betul, meninggal di jam 09.08 tadi pagi. Dari dirawat di rumah sakit Pondok Indah, tadi habis sarapan, terus meninggal,” kata Erick pada Kamis (11/4/2019).

Mus Mulyadi menjalani perawatan di rumah sakit akibat sakit gula yang dideritanya.

Baca: Musisi Keroncong Mus Mulyadi Meninggal Dunia Usai Sarapan Pagi di Rumah Sakit Pondok Indah

Berita Rekomendasi

Erick mengatakan, jika sang ayah sempat mengabarkan kondisinya yang membaik.

Kadar gula darah Mus Mulyadi sudah turun.

Erick juga mengatakan, jika sang ayah bahkan menikmati makanan yang disediakan.

“Bilangnya sudah enakan padahal tadinya. Gulanya juga sudah turun, habis makan beliau bilang makanannya enak, he he he. Sudah habis itu hilang, ke rumahnya, ke rumah Bapa di Surga,” kata Erick.

Saat ini, jenazah Mus Mulyadi dibawa ke Rumah Duka Dhamais dan akan dimakamkan setelah anaknya yang tinggal di Australia tiba.

“Karena ini sedang menunggu kakak saya, kakak saya di Australia, menunggu kakak saya pulang. Mungkin dua hari ya (di rumah duka),” katanya.

Erick menambahkan sang ayah merupakan sosok yang penuh semangat baginya.

“Orang yang penuh semangat sebenarnya, seorang legend, semua orang tahu,” katanya.

Kesedihan tersebut juga diungkapkan Erick melalui akun Instagram pribadinya @erick_mus.

Erick mengunggah foto tangannya yang tengah menggenggam tangan Mus Mulyadi.

Baca: Mus Mulyadi Wafat, Tak Ada Lagi Suara Merdu Si Buaya Keroncong, Begini Rekam Jejaknya di Dunia Musik

Dalam keterangan foto, Erick mengucapkan salam perpisahan dan permintaan maaf kepada sang ayah.

"Selamat jalan Papa, papa udah ga sakit lagi... maaf in aku yang belum bisa membahagiakan papa  papa sudah bersama Bapa disurga," tulis Erick.

Mus Mulyadi merupakan pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur pada 14 Agustus 1945.

Ia mendapat julukan sebagai "Buaya Keroncong".

Beberapa lagunya yang menjadi hit antara lain, "Kota Solo", "Dinda Bestari", "Telomoyo", dan "Jembatan Merah".

Ia pernah menjadi anggota Favourite Band.

Mengutip Wikipedia, Mus Mulyadi pernah mendirikan band Irama Puspita dan Arista Birawa.

Saat berada di band Arista Birawa, Mus Mulyadi dan kawan-kawan pernah mengembara ke Singapura.

Baca: Jokowi Sebut Keroncong dan Dangdut Yak Kalah Bagus dari K-pop

Mereka meninggalkan Surabaya dan mencoba untuk mengadu nasib ke Singapura tahun 1967.

Mus Mulyadi dan kawan-kawan bahkan harus menggunakan kapal kayu selama dua minggu perjalanan hingga mendarat di Tanjung Pinang.

Mereka kemudian menerima show hajatan tanpa dibayar sebagai upah untuk menyeberangkan mereka ke Singapura.

Sampai di Singapura, Mus Mulyadi dan teman-temannya menumpang di rumah seorang keluarga etnis Melayu.

Setelah 2 tahun di Singapura mereka tak kunjung mendapatkan tawaran show.

Mus Mulyadi dan kawan-kawan sempat menjadi gelandangan, kelaparan, terlunta-lunta tanpa makanan, pekerjaan, dan uang.

Dengan tekad yang besar, mereka akhirnya mulai mendapatkan kesempatan mengubah nasibnya.

Setelah sempat menjadi pengangguran, Mus Mulyadi belajar menciptakan lagu dan muncullah lagu "Sedetik Dibelai Kasih", "Jumpa dan Bahagia", " Kr. Jauh di Mata", hingga terkumpullah 10 lagu.

Mereka kemudian memutuskan untuk kembali ke tanah air.

Mus Mulyadi lalu bergabung dengan sebuah grup band bernama Favourite's Group.

Baca: Indra Utami Tamsir Gelar Lomba Vokal Keroncong Berkebaya 2018 Tingkat Nasional

Beberapa waktu bergabung dalam band tersebut, Mus Mulyadi memilih bernyanyi solo.

Ia memutuskan untuk bernyayi keroncong pop yang kemudian membuatnya terkenal.

Mus juga sempat bermain dalam film layar lebar dan menyanyikan lagu dangdut.

Mus Mulyadi harus berjuang melawan penyakit diabetes.

Penyakit ini bahkan menyebabkan kedua matanya buta sejak tahun 2009.

Ia menderita penyakit diabetes sejak tahun 1984.

Kini rajanya musik keroncong telah tutup usia.

Selamat jalan Mus Mulyadi!

(Tribunnews.com/Miftah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas