Banyak Acara Komedi Ramadan Melecehkan Perlindungan Anak
KPI mencatat masih banyak pelanggaran yang dilakukan stasiun televisi saat menanyangkan program Ramadan.
Penulis: ferro maulana
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Ferro Maulana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi penyiaran Indonesia (KPI) mencatat masih banyak pelanggaran yang dilakukan stasiun televisi saat menanyangkan program Ramadan. Acara komedi terutama dinilai banyak melecehkan berbagai aspek, termasuk perlindungan anak.
Hal ini terungkap saat dialog publik bertajuk 'Optimalisasi Manfaat Tayangan Religi dan Perlindungan Anak Bagi Masyarakat, Berkaca dari Program Ramdan 1433 H di TV", Selasa (28/8/2012), di Gedung Bapeten lantai 8, Jalan Gajah Mada 8, Jakarta Pusat.
Terungkap program komedi selama bulan ramadan, sarat akan pelangaran. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil pemantauan dan penilaian KPI pusat terhadap acara ramadan yang ditayangkan di televisi baik pada saat sahur ataupun menjelang berbuka puasa.
Acara-acara komedi ini umumnya melakukan pelangaran yang mirip dan nyaris serupa dengan pelanggaran yang ditemukan pada bulan ramadan tahun lalu.
Dari pelanggaran atas perlindungan kepada orang atau kelompok masyarakat tertentu seperti pelecehan melecehkan kondisi fisik, orientasi seks tertentu, pelangaran atas perlindungan anak sampai melanggar norma kesopanan.
"Pada saat itu, Penonton usia di bawah umur, pada jam 2 sampai jam 5 pagi, mengingkat 5 kali lipat, permasalahan ini sanggat genting sekali, kita berharap dialog ini bisa menemukan sebuah titik temu, sebuah kesepakatan yang mufakat dan tuntas," ujar Nina Mutmainnah Armando, Komisioner KPI Pusat.
Selama bulan ramadan, KPI Pusat menerima 100 pengaduan publik terkait acara khusus Ramadan. Sementara, pengaduan pubik secara umum yang diterima selama bulan Ramadan ini berjumlah 565 laporan.
"Televisi memiliki kekuatan yang luar bisaa yang dapat mempengaruhi pikiran kita, acara-acara televisi juga termaksud dalam pendidikan pembangunan karakter, yang akan menciptakan jiwa lembut hatinya, pintar, sehat atas pikiran dan lain-lain, kita butuh generasi bangsa yang berkualitas," jelas, Prof.Dr Ibnu Hamad kepala humas kementrian pendidikan dan budaya.
Pada kesempatan ini, Ibnu Hamad, menyarankan program Ramadan, di tempatkan menjadi progam CSR nya televisi, jadi pada hari itu, kualitas program acara lebih untuk kepentingan masyarakat. "jadi tidak terkesan hanya mencari lempeng emasnya saja dan mengesampingkan rasa keikhlasannya dalam semagat bulan ramadan," Tambahnya.
Televisi merupakan guru bagi masyarakat, segala informasi merupakan tanggung jawab yang bermuara pada nilai 'kebenaran', yang penting untuk pembangunan bangsa ini kedepannya.