Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Glory Oyong, Penyiar Cantik Kompas TV yang Suka Liputan Demo dan Banjir

Siapa bilang penyiar TV itu pekerjaannya cuma baca berita, habis itu pulang. Ini perspektif beda dari Glory Oyong, anchor Kompas TV.

Penulis: Agung Budi Santoso

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak orang berpikiran kalau seorang penyiar TV itu pekerjaannya cuma membaca berita di depan kamera, setelah itu urusan beres dan bisa langsung pulang ke rumah.

Persepsi itu dimentahkan Glory Oyong, anchor (penyiar) Kompas TV. Dara berkulit putih dengan postur tinggi semampai itu merasa cepat bosan kalau cuma baca berita saja.

Acapkali ia ikut terlibat dalam memburu narasumber, dan terlibat dalam 'liputan berat' seperti reportase demonstrasi massa hingga terjun ke kawasan banjir.

Lah, apa enggak takut make up-nya bakal luntur dan dandanannya yang sudah cantik itu berantakan karena mandi keringat saat liputan demo atau kebasahan saat banjir?

"Itu risiko liputan outdoor. Kalau saya kelihatan berdandan rapi, ya itu semata untuk keperluan di depan kamera. Kalau liputan outdoor (di luar ruang) ya harus siap mandi keringat, dandanan berantakan," tutur Glory Oyong saat ditemui usai memandu acara "Penghargaan Ilustrasi Cerpen Kompas" di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (27/6/2013) petang.

Untuk liputan banjir, Glory selalu menyiapkan sepatu boot untuk melindungi kaki hingga tumitnya biar tak kebasahan. Agar air tak masuk di sela sepatu, Glory membalut bagian atas sepatu boot-nya dengan lakban tebal.

Meski air tak merembes, Glory pernah tertembus paku pada sepatu boot-nya. Untung ia cepat menyadari adanya benda tajam menusuk bagian bawah sepatu hingga membuatnya cepat-cepat melepas biar tak pendarahan.

BERITA REKOMENDASI

"Sempat sakit tapi tak sampai pendarahan," kenangnya.

Sebagai seorang anchor, mantan penyiar radio itu juga cukup laris diundang sebagai Master of Ceremony (MC) di berbagai acara.

Uniknya, ia mengaku masih merasa grogi menjadi MC dibanding jadi penyiar TV. Loh, bukankah jadi penyiar TV ditonton jutaan orang sementara jadi MC cuma dipelototi puluhan atau paling banter ratusan orang saja?

"Soalnya kalau baca berita itu kan yang saya lihat cuma kamera. Kalau MC, langsung dilihat banyak orang di depan mata. Masih rada grogi aja," ujar penyandang predikat Miss Sophie Martin Tahun 2006, Queen Imperium 2005 dan Miss Otomotif 2006 itu.

Agung Budi Santoso


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas