Kia Poetri, Pengendara Ducati yang Dijuluki 'Dark Angel'
Dibalut busana bahan kulit warna hitam ia kemudian dijuluki dark angel oleh teman-temannya
Penulis: Willem Jonata
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Kia Poetri senang berada di antara laki-laki pengendara Ducati. Bintang film "Garuda Superhero" itu, tidak merasa canggung jadi satu-satu anggota cewek di Ducati Superbike Owners (DSO), sebuah klub motor pabrikan Italy tersebut.
Ducati Monster 795 jadi tunggangannya. Dengan tunggangannya itu, ia biasa melesat 120 kilometer per jam di jalanan. Dibalut busana bahan kulit warna hitam ia kemudian dijuluki dark angel oleh teman-temannya.
"Dark angel itu panggilan. Karena aku cewek pertama yang bergabung di klub ini, jadi bagian keluarga klub ini. Aku juga jadi brand ambassador klub ini," ucap Kia ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Meski terobsesi dengan kecepatan, Kia selalu penuh pertimbangan. Ia tidak serta merta memacu tunggangannya asal-asalan. Yang pasti, ia harus mengenakan helm dan busana khusus. Ia pantang ganggu pengendara lain apalagi mengancam keselamatan mereka.
"Prinsip saya cepat, bukan ngebut, bukan ugal-ugalan. Saya dan teman-teman di klub ini enggak mau mengganggu atau mengancam keselamatan pengendara lain. Jadi, harus tahu selahnya. Apalagi malam, biasanya ada perasaan ingin melaju cepat. Tapi kami harus memperhatikan kondisi motor dan jalan, safety riding yang kami utamakan," lanjutnya.
Motor memang sudah jadi bagian penting hidupnya. Motor selalu jadi pilihannya sebagai kendaraan yang mendukung mobilitasnya ke mana-mana. Termasuk ke lokasi syuting.
Kia hobi motor sejak duduk di SMA kelas satu. Awalnya ia hanya ikut-ikutan teman-temannya yang tergabung dalam klub free styler. Ia kemudian penasaran bagaimana mereka bisa beratraksi ekstrem dengan sepeda motor.
"Kia belajar. Awalnya motor matic. Kia suka berdiri di atas jok (flying)," ucapnya. Setelah menguasai teknik free style, ia kemudian memutuskan menggunakan motor yang lebih besar untuk jadi tunggangannya. Pilihannya jatuh pada Ducati Monster 795.
Ada kepuasan yang diperolehnya ketika menunggangi sepeda motor. Ia merasa lebih dekat dengan alam. Ia merasakan hembusan angin, hujan, serta panasnya sengatan matahari, membuat adrenalinnya bergejolak.
"Kalau naik mobil seperti terkurung," tandasnya.