Ternyata Hijabers In Love Bukan Film Religi
Annisa dikisahkan untuk kali pertama dalam hidupnya mengenakan hijab sekaligus mengalami rasanya jatuh cinta.
Penulis: Willem Jonata
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Hijabers In Love merupakan satu judul film yang bakal menghiasi layar bioskop Indonesia. Film besutan sutradara Ario Rubbik itu, mengangkat kisah seorang remaja perempuan berusia 15 tahun bernama Annissa (Andania Suri).
Annisa dikisahkan untuk kali pertama dalam hidupnya mengenakan hijab sekaligus mengalami rasanya jatuh cinta. Ia menghadapi dilema karena bersama sahabatnya, Jelita (Shaloom Razade) mencintai pria yang sama.
Film itu dituturkan Ario diolah secara ringan namun tetap memperlihatkan realitas yang terjadi di kalangan remaja berhijab. Unsur pendidikan dan hiburan bisa berkelindan mulus sehingga tidak kehilangan unsur hiburan tanpa menggurui atau menceramahi penontonnya.
Alam Persada, sang produser kemudian menegaskan film yang rencananya ditayangkan setelah Hari Raya Lebaran itu, bukanlah film religi. Melainkan sepenuhnya film remaja.
Sebab, film tersebut berangkat dari perspektif remaja perempuan di usia 15 tahun yang untuk kali pertama kenakan hijab dan merasakan jatuh cinta. Namun, jalan cerita dalam film tetap dibuat dengan hati-hati supaya penonton menangkap pesan moral di dalamnya.
"Trikinya, karakter Andania itu jatuh cinta dengan seorang pria yang tak kenal dengan konsep pacaran," ucapnya, Sabtu, (7/6/2014), dalam jumpa pers film tersebut, di kawasan Mahakam, Jakarta Selatan.
Hijabers In Love turut didukung oleh Shawn Adrian, anak dari Andi Soraya. Ia akan berperan sebagai tokoh sentral dalam cerita, yakni seorang pria remaja yang ganteng, jago main biola dan aktivis Rohis di sekolahnya. Namun, ia tak mengenal konsep pacaran.