Film Mantan Terindah: Ketika Harus Memilih Antara Takdir dan Cinta
Film "Mantan Terindah" menampilkan dimensi ruang waktu yang lengkap yakni masa lalu.
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Achmad Rafiq
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berlian Entertainment dan Keana Production
siap meluncurkan Film Indonesia terbaru yang berjudul "Mantan
Terindah". Film tersebut akan tayang pada tanggal 6 November
mendatang, di bioskop-bioskop seluruh Indonesia.
"Film ini bukan hanya berisi konteks percintaan saja, tetapi ada
proses metafisik seorang karakter yang mengalami problema antara
takdir dan cinta," terang Produser film Mantan Terindah, Marcella
Zalianty saat ditemui usai acara Press Screening Film Mantan Terindah
di XXI Epicentrum Walk, Jakarta Selatan, Kamis (30/10/2014).
Film ini juga menampilkan dimensi ruang waktu yang lengkap yakni masa
lalu. Dimana Nada (Karina Salim) memiliki trauma akibat kejadian
sebelumnya. Misalnya sebelum abang kandung Nada yakni Otto (Reza
Haryadi) meninggal, Nada dapat melihat kejadian yang akan terjadi pada
Otto.
Hingga akhirnya, Nada merasa trauma dan takut ketika dirinya harus
kehilangan orang yang disayangnya, yaitu Genta (Edward Akbar).
Genta merupakan pacar yang begitu dikagumi dan disayangi Nada. Nada
merasa, sosok Genta sama dengan Otto yang telah meninggal. Genta
menyukai jenis musik yang sama dengan abang kandung Nada.
Suatu ketika, Nada melihat gambaran ke depan jika Genta akan memiliki
kekasih selain dirinya. Sehingga hal itu membuat Nada khawatir, dan
akhirnya memilih untuk memutuskan hubungan dengan Genta.
"Hal-hal seperti itu lah yang sangat dekat dengan kehidupan nyata
kita, tapi kurang terangkat oleh film-film Indonesia lainnya," ungkap
wanita yang pernah meraih penghargaan Pemeran Utama Wanita Terbaik di
ajang FFI tahun 2005.
Film yang disutradarai Farishad Latjuba ini, dibintangi oleh sejumlah
pemain muda seperti Karina Salim (Nada), Edward Akbar (Genta), Salvita
Decorte (Marsha), Reza Haryadi (Otto). Selain itu, film ini juga
didukung pula dengan pemain senior seperti Ray Sahetapi (Ayah Nada),
dan Tri Yudiman (Ibu Nada).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.