Jatuh Bangun Bisnis Donna Agnesia yang Tak Banyak Diketahui Orang
Donna Agnesia pernah bangkrut ketika merintis bisnis kuliner. Lantas apa bisnis barunya?
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Jarang tampil di dunia hiburan, Donna Agnesia rupanya memilih fokus ke urusan rumahtangga dan menjalankan bisnis yang dirintis suaminya, Darius Sinatrya.
Namun, lika-liku Donna di dunia bisnis juga tak selalu mulus. Dulu Donna sempat mencicipi manisnya bisnis kuliner. Sayang, bisnis tersebut tak bertahan lama. Gantinya, kini Donna tengah merintis bisnis perkebunan dan peternakan.
Ide itu tercetus lantaran Donna dan Darius memang suka bercocok tanam. Bahkan, perempuan berdarah Manado ini sempat bercita-cita menjadi insinyur pertanian. “Keinginanku dan Darius sih punya sebuah farm. Namanya, Sinathrya Farm, ha ha ha,” selorohnya.
Demi merealiasikan mimpinya tersebut, Donna rajin menyisihkan penghasilannya untuk membeli sepetak demi sepetak tanah. Dan hasilnya, sekarang Donna sudah memiliki perkebunan seluas 6 hektar yang ditanami pohon kayu jabon, jati, serta ubi jalar di daerah Kabadungan, Sukabumi, Jawa Barat.
“Lahan perkebunannya sangat bagus dan berbukit-bukit. Udara dan airnya juga masih segar dan jernih. Itu investasi jangka panjang, ya, jadi belum bisa dinikmati sekarang. Jabon butuh waktu 5 tahun, sedangkan jati 7 tahun. Kelak kami pensiun dari dunia hiburan, inginnya turun jadi petani,” harap Donna.
Uniknya, Donna turut memberdayakan warga kampung sekitar untuk bekerja di perkebunannya. “Inginnya, sih, tidak hanya berguna bagi keluarga kami, tetapi juga bagi warga kampung,” ungkapnya yang berencana membuat vila mungil di tengah perkebunan sebagai rumah peristirahatan.
Selain perkebunan, Donna memulai usaha peternakan ayam di daerah Parung dan sudah membangun kandang seluas 1 hektar. Beberapa kali Donna mengajak anak-anaknya melongok perkebunan dan peternakan. “Sekalian sebagai sarana edukasi eksplorasi alam untuk mereka,” selorohnya.
Terlepas dari dua bisnis tadi, Donna juga sedang bersiap membuka daycare. Sumber daya manusianya sudah dipersiapkan dan sekarang ia sedang merapikan konsep sambil mulai mensurvei lokasi. “Aku memilih daycare karena berpikir tidak semua ibu beruntung bisa mengurus anak-anaknya sendiri. Dengan bisnis ini aku berharap dapat memberikan sedikit solusi bagi para ibu bekerja. Tentunya harus berkualitas, aman, dan nyaman untuk buah hati,” paparnya. (Ratih Sukma/ Nova)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.