Produser Grammy Latih Empat Band Daerah untuk Buat Album
Kesempatan yang langka bagi sebuah band daerah mendapatkan pelatihan dari seorang produser kenamaan pemenang Grammy Award untuk memproduksi album.
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suatu kesempatan yang langka bagi sebuah band daerah mendapatkan pelatihan dari seorang produser kenamaan pemenang Grammy Award untuk memproduksi sebuah album.
Inilah yang bakal dirasakan Elinor (Bandung), GoGoJill (Jawa Timur), Honeybeat (Jakarta) and Radioaktif (Bandung). Keempatnya adalah finalis kompetisi Guinness Amplify Talent Development yang dibesut oleh produk bir asal Irlandia.
Nama mereka terpilih setelah melalui berbagai proses penyeleksian. Seperti diungkapkan Graham Villiers-Tuthill, perwakilan Guinness Indonesia, sebanyak 200 video klip telah masuk selama masa pendaftaran. Mereka dikerucutkan lagi menjadi 30 melalui public voting yang berhasil menarik 1.350 suara.
"Kami sangat senang mengenalkan empat band yang diberikan kesempatan mengikuti sesi pelatihan di Jakarta. Ini adalah kesempatan luar biasa bagi band-band tersebut untuk belajar dari para ahli di industri musik dan meningkatkan bakat bermusik mereka," ujar Graham.
Adib Hidayat, pengamat dan jurnalis musik, yang turut menjadi juri dalam program tersebut, menambahkan, masing-masing band memiliki keunikan tersendiri yang menjanjikan keragaman pada musik Indonesia.
"Ada kesegaran dalam suara yang membuat kami memilih empat band ini," ujar Adib.
Sebagai finalis, mereka berhak mendapat kesempatan berlatih secara khusus bersama Steve Lillywhite, produser kenamaan yang telah mengoleksi lima Grammy selama kariernya. Lebih dari 500 album rekaman dari ratusan penyanyi kenamaan sudah pernah ditanganinya. Penyanyi yang pernah menjadi kliennya di antaranya U2, The Rolling Stone, Dave Matthews Band, The Killers, Morrissey, Thirty Seconds to Mars, termasuk pula Noah.
"Empat band yang telah kami pilih menunjukkan berbagai jenis musik luar biasa yang ada di Indonesia. Saya sudah tidak sabar ingin bertemu dan berbincang-bincang dengan band-band tersebut selama sesi mentoring dan membantu mereka semakin maju dalam perjalanan karir mereka," kata dia.
Selama masa pelatihan, keempat band akan diasah secara artistik, mulai dari penulisan lagu, musikalitas dan penampilan. Di luar itu, pelatihan juga mencakup persoalan bisnis seperti penerbitan, hak cipta, manajemen artis, media dan promosi, media sosial, layanan musik digital, serta "artis dan repertoir".
Industri musik di Indonesia sangat unik dan memiliki banyak karakter universal yang harus dipelajari. Artis adalah artis, dan berbagai karakter universal ini akan membantu mereka baik di dalam maupun luar negeri. Sesi pelatihan ini akan sangat bermanfaat dan membantu mereka dalam berbagai cara," jelas Graham Perkins, produser eksekutif yang juga menjuri di program Guinness Amplify Talent Development.
Program pelatihan ini berlangsung 24 hingga 28 November 2014. Pada 3 Desember mendatang, bakal terungkap satu dari empat band tersebut yang berhak mendapat kontrak dari Musica Studio.
"Empat band yang telah kami pilih untuk mengikuti sesi mentoring program Guinness Amplify Talent Development, memiliki talenta yang sangat menarik. Saya sudah tidak sabar melihat siapa yang akan terpilih untuk merekam lagu dengan Steve Lillywhite dan Musica Studio’s," ujar Direktur Pelaksana Musica Studio’s Gumilang Ramadhan. (Daniel Ngantung)