Pemutaran Perdana Film The Interview Dipadati Penonton
Pertunjukan itu disesaki penonton yang menyatakan mendukung sikap studio itu menentang praktik sensor lewat aksi peretasan atas film ber-budget rendah
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, LOS ANGELES – Film "The Interview" besutan Sony Pictures, tayang perdana dalam pertunjukan lewat tengah malam, alias Kamis (25/12/2014) dini hari, di sejumlah bioskop di Los Angeles, Amerika Serikat.
Pertunjukan itu disesaki penonton yang menyatakan mendukung sikap studio itu menentang praktik sensor lewat aksi peretasan atas film ber-budget rendah tersebut.
Seth Rogen, salah satu pemain di film itu, mengaku terkejut dengan sambutan penonton untuk pemutaran film pada Kamis pukul 00.30 waktu setempat atau pukul 15.30 WIB.
Keterkejutan serupa dinyatakan oleh bintang film ini juga, James Franco, dan Evan Goldberg, salah satu sutradara film komedi satire tentang pembunuhan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un itu.
Tiket pemutaran film tersebut ludes. Para penonton menyesaki halaman bioskop sembari memegang gelas minuman hangat selama menunggu pemutaran film dimulai. Mereka mengaku menonton film itu sebagai bentuk dukungan atas kebebasan berbicara dan menentukan pilihan.
Film ini sempat dinyatakan batal putar sesuai jadwal pada 25 Desember setelah ada serangan peretasan ke jaringan komputer Sony Pictures.
Selain peretasan atas sejumlah e-mail, data pegawai, dan naskah film yang belum tayang milik studio itu, muncul pula ancaman terhadap para calon penonton yang membuat jejaring bioskop utama di Amerika menolak menayangkan film tersebut.
Namun, Presiden Barack Obama menyebut langkah Sony membatalkan pemutaran film itu merupakan sebuah kesalahan. Tak berselang lama, Sony Pictures mengumumkan akan memutar film itu, sekalipun bila cuma dimungkinkan lewat online di jejaring Google Play dan YouTube.
Film berbudget 44 juta dollar AS--setara Rp 550 miliar-- tersebut diputar di 320 bioskop kecil atau independen di seluruh Amerika, Kamis. Tiket dari sebagian besar pemutaran film itu sudah habis dijual sejak sehari sebelumnya.
"Film ini mungkin tak akan saya tonton kalau tak ada kontroversi. Saya pikir, saya datang untuk mendukung kebebasan berbicara," aku Tamsin Hollow.
Terima kasih, Korea Utara!
Namun, banyak penonton mengatakan film ini bagus, dan benar-benar lucu. "Ini lelucon tingkat tinggi," ujar Matt Orstein, salah satu penonton. "Film ini benar-benar lucu, dan sama sekali tak akan membuat monarki tumbang." Para penonton juga memuji pemunculan Rogen dan Goldberg di bioskop.
"Itu film bagus, sangat lucu, mereka mengerjakan pekerjaan fantastis. Luar biasa pula Seth datang, dia datang dan menyapa semua orang. Hey, go America!" ujar Tom Sopit, penonton lain.
Seiring perubahan keputusan Sony Pictures, film ini juga bisa dilihat online lewat Google Play, YouTube Movie, dan para pelanggan Xbox Video milik Microsoft, yang akan disusul situs yang dibuat Sony untuk film ini, www.seetheinterview.com.
Beragam komentar di Googleblog menyatakan mereka berkeyakinan kontroversi atas film ini akan mengundang banyak penonton. "Terima kasih Korea Utara, sekarang akan ada lebih banyak orang yang menonton karena tindakanmu," tulis Gian Carlo Barreto, pekerja profesional di bidang teknologi informasi di perusahaan hukum di Manhattan.
Meski demikian, beberapa bioskop yang memutar film ini terlihat menambah pengamanan untuk mengantisipasi serangan yang sebelumnya diancamkan peretas Sony Pictures. "Kami terus berkoordinasi dengan aparat hukum," kata Christian Parkes, dari Alamo Drafthouse Cinema di Ashburn, Virginia.