Verrys Sempat Minta Uang Ayahnya untuk Ongkos Pulang ke Gantung
Kabar meninggalnya Verrys Yamarno (18) membuat Yamin (44) berduka. Ia masih tak percaya anak keduanya itu telah tiada.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BELITUNG - Kabar meninggalnya Verrys Yamarno (18) membuat Yamin (44) berduka. Ia masih tak percaya anak keduanya itu telah tiada. Suami Normala ini mengaku mendapat kabar duka itu saat pulang dari bekerja di wilayah Membalong, Belitung.
"Tadi ibunya telepon saya, dia cuma bilang bapak Verrys pulang, bapak Verrys pulang. Nggak ngomong apa-apa lagi. Lalu saya pulang, yang ngomong kalau adek (Verrys) nggak ada itu ponakan saya," ujar Yamin ditemui di kediamannya di Gantung, Senin (12/1/2015).
Yamin mengaku tak punya firasat Verrys meninggalkannya untuk selama-lamanya.
"Bapak ndak percaye ni bang, dari tadi bapak tu ndak percaya seujung rambut pun. Raseku sih ndak mungkin, itu rase bapak. (Bapak tidak percaya, dari tadi bapak itu tidak percaya seujung rambut pun. Perasaan ku sih nggak mungkin, itu perasaan bapak)," kata Yamin kepada anak pertamanya, Yori Septian.
Malam sebelumnya, Yamin masih sempat berbincang dengan Verrys melalui telepon. Saat itu Verrys meminta uang kepada Yamin untuk ongkos pulang ke Gantung setelah menjalani ujian akhir semester tanggal 14 Januari besok. Yamin kemudian mentransfer uang kepada Verrys untuk ongkosnya pulang.
"Malam kemarin telepon nggak nyambung, tapi saya telepon lagi. Dia mau pulang, dia bilang pak titipin uang saya mau pulang," papar Yamin.
Senin pagi Yamin masih sempat menghubungi Verrys, namun salah satu nomornya tidak aktif. Kemudian ia mengirimkan short messege service (SMS) ke nomor lainnya. Dalam SMS-nya, Yamin mengatakan telah mengirim uang yang diminta Verrys.
"Pagi tadi aku telepon di XL ngga aktif, ku SMS di smartfren. Dek uang udah dititip, maksud saya kalau mau pulang udah ada uang," tambah Yamin.
Namun SMS yang dikirimkan Yamin tersebut tak mendapatkan balasan hingga Yamin mendengar kabar meninggalnya Verrys.
Sementara itu Normala mengaku tak mempunyai firasat apapun sebelum mendengar kabar anaknya meninggal. Saat mendapat kabar tersebut, Normala baru akan melaksanakan aktivitas latihan voli. Verrys juga tak pernah mengeluhkan sakit yang dideritanya. Bahkan cenderung tak pernah mengeluh sakit.
"Paling cuma flu dia bilang. Terakhir teleponan lima hari lalu. Kalau sama temen-temennya sering telponan, sms-an. Nggak ada firasat sama sekali," sebut Normala dengan wajah sedih.
Menurut Normala, Verrys sosok anak yang baik. Ia bercita-cita akan membahagiakan ibunya setelah mendapatkan gelar sarjana di IKJ.
"Dia itu senang kasih kejutan, pernah telepon katanya besok mau pulang naik pesawat kedua. Nggak tahunya sudah di depan rumah dia telepon," ujar Normala menitikkan air mata.
Perasaan kehilangan yang sangat mendalam juga dirasakan kakak kandung Verrys, Yori Septian. Air mata terus membasahi pipi pemuda bertubuh tinggi ini menghadapi kepergian adik lelakinya. Tak banyak kata-kata yang terucap dari bibir Yori. Kedua tangannya bergantian mengusap air mata di pipinya.
Pantauan tadi malam, lantunan surat Yasin nyaring terdengar di kediaman Yamin di Jalan Pemuda, Desa Gantung RT 04, Gantung, Beltim. Alamat tersebut merupakan kediaman pemeran Mahar dalam film Laskar Pelangi, Verrys Yamarno.
Mahasiswa Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Semester III ditemukan meninggal di kamar kosnya di Jalan Kramat V RT 05/09 No 13, Kelurahan Kenari, Senen, Jakarta Pusat sekitar pukul 14.30 WIB. (cla)