Peggy Melati Sukma Tak Lelah Kumpulkan Sedekah untuk Dana Kemanusiaan
Peggy Melati Sukma, aktris yang pada tahun 90-an terkenal dengan jargon "pusiiing" ini, tengah disibukkan dengan gerakan kemanusiaan untuk dunia Islam
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Peggy Melati Sukma, aktris yang pada tahun 90-an terkenal dengan jargon "pusiiing" ini, tengah disibukkan dengan gerakan kemanusiaan untuk dunia Islam. Selama lima bulan terakhir, Peggy telah berkeliling ke 35 kota dan 4 negara untuk menjalankan aksinya tersebut.
Peggy sebagai penggagas Majelis Inspirasi Akhwat yang bergerak keliling negeri ini bertujuan menggelar tablig akbar bertajuk Act fot Palestine di 70 kota dan 15 negara. Inti dari kesibukannya ini adalah melakukan syiar Islam.
Tidak hanya itu, dalam aksi akhwat bergerak ini Peggy berusaha menyebarkan inspirasi Islam, membangkitkan rasa solidaritas kemanusiaan, dan menggencarkan sedekah untuk dunia Islam.
"Garut adalah kota ke-35 yang kami kunjungi. Masih ada 11 negara dan 35 kota lainnya yang harus kami kunjungi. Selain syiar Islam, kami menggalakan sedekah untuk dunia Islam, tahun ini untuk Jalur Gaza di Palestina," kata Peggy saat ditemui seusai kegiatannya di Pendopo Garut, Sabtu (24/1/2014).
Selama 5 bulan, katanya, telah terkumpul donasi sebesar 65.000 dolar AS. Uang tersebut digunakan untuk bantuan persalinan dan kesehatan bagi warga Palestina dan membangun sekolah di Gaza.
Sekolah yang akan didirikan di Gaza, katanya, akan dibangun dalam bentuk sederhana dan permanen. Setidaknya, dibutuhkan sampai Rp 2 miliar untuk membangun sekolah tersebut. Hal ini disebabkan sulitnya mendapat bahan baku bangunan di Gaza.
Selama ini, Peggy mengatakan harus berusaha keras dalam menyalurkan bantuan ke Gaza. Hal ini disebabkan dirinya harus menembus pertahanan Israel yang ketat yang mengungkung Gaza atau Palestina.
"Setiap hari harus berhadapan dengan pertahanan Israel yang berlapis-lapis. Tapi hal ini tidak menghentikan kita untuk terus berjuang. Kami melakukan ini lillahitaala," katanya.
Peggy berharap setelah 1 tahun bergerak membangun jaringan di 15 negara dan 75 kota, gerakan ini dapat menjadi lembaga kemanusiaan. Dengan demikian, aksinya dalam melakukan dakwah dapat lebih besar. (Sam)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.