Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Rifnu Wikana: Lebay Kalau Film Kacaunya Dunia Persilatan Disomasi

Merasa 'aneh' mendengar berita somasi itu, sejumlah pemain film ikut berkomentar.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Rifnu Wikana: Lebay Kalau Film Kacaunya Dunia Persilatan Disomasi
/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO
TEUKU RIFNU WIKANA, aktor Indonesia (lahir di Pematangsiantar, Sumatera Utara, 3 Agustus 1980), mengawali terjun didunia entertaiment atau seni peran menjadi aktor teater, menjadi pemain figuran dalam film Mengejar Matahari lalu film Merah Putih dan Laskar Pelangi . (TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO) 

Laporan Wartawan Wartakota, Heribertus Irwan Wahyu Kintoko

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Film 'Kacaunya Dunia Persilatan' baru saja diputar di bioskop di seluruh Indonesia sejak sepekan lalu. Baru saja ditayangkan, film komedi tersebut menerima surat somasi (peringatan) dari PT Bumi Langit. Dalam somasinya, PT Bumi Langit tidak menerima peran Si Buta yang diperankan aktor Tora Sudiro.

Perusahaan itu mengklaim sebagai pemegang hak paten karakter Si Buta dari Gua Hantu. Merasa 'aneh' mendengar berita somasi itu, sejumlah pemain film ikut berkomentar. Tio Pakusadewo misalnya. Menurut Tio, PT Bumi Langit dianggap berlebihan saat mempersoalkan karakter Si Buta di film 'Kacaunya Dunia Persilatan' itu.

"Dari judul karakternya saja sudah nggak sama. Apa yang mau disomasi?" kata Tio saat dihubungi, Selasa (27/1/2015). Di film, Tora memerankan tokoh bernama Si Buta dari Gue Buat Lo. Gaya dan dandanannya memang mirip dengan karakter aslinya, Si Buta dari Gua Hantu. Karakter asli itu yang dipatenkan PT Bumi Langit.

"Kan namanya saja sudah lain," tegas Tio.

Teuku Rifku Wikana, aktor lainnya, juga punya pendapat lain. Rifnu menyebutkan, surat somasi PT Bumi Langit mengada-ada. "Terlalu berlebihan jika hanya karakternyaa mirip, lalu somasi. Lebay kalau kata alay-alay jaman sekarang," ujar Rifnu yang berharap, somasi dihentikan.

Produser Kacaunya Dunia Persilatan Helfi Kardit menyebutkan, setiap film --apapun judul, cerita dan latar-belakang pembuatnya-- seharusnya dihargai dan diberikan apresiasi.

Berita Rekomendasi

"Sebagai sesama pekerja seni industri kreatif dan hiburan, saya menghargai karya hak cipta. Ini kreasi dan inovasi industri kreatif bukan pelanggaran hak cipta," ujar Helfi.

Kabar terakhir menyebutkan, Helfi dan perwakilan PT Bumi Langit telah melakukan pembicaraan terkait somasi tersebut. Soal itu, Helfi menyebut ada perkembangan baik untuk menyelesaikan secara kekeluargaan. "Kesepakatan kami sudah mencapai 70 persen. Ditunggu saja," ucap Helfi. (kin)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas