TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peran tata suara atau sound system dalam perhelatan akbar kelas dunia seperti konferensi Asia Afrika tentunya keberadaan tidak dianggap ringan.

Hasil suara sound yang jelek atau saat Presiden atau pimpinan negara berpidato tiba-tiba mic mati tentunya akan menjadi pusat perhatian tamu dan bisa mempermalukan Indonesia.

Harry Kiss, pemilik V8Sound yang dipercaya menggarap sound konferensi Asia Afrika itu mengaku menggelar tata suara untuk acara besar seperti ini memerlukan ketelitian dan tidak ada kesalahan.

"Teknologi tata suara harus memadai, sehingga menghasilkan kejernihan suara yang terbaik. Disamping itu harus memahami ilmu akustik ruangan,“ ujar Harry Kiss kepada wartawan, Kamis (23/4/2015).

Dikatakan ayah Vidi Aldiano ini, untuk mencapai hasil terbaik ia dibantu oleh DR Joko Sarwono, pakar akustik dari ITB, terutama untuk menggatasi kendala akustik di Gedung Merdeka Bandung.

Acara prestisius ini digelar di 17 lokasi, 12 pertemuan penting di Jakarta, di JCC, tiga diantaranya digelar di gedung DPR RI, dan lima lokasi di Bandung, yaitu di Gedung Merdeka, di Hotel Savoy Homann dan Viewing di OCBC NISP, Hotel Ibis dan hotel Majestic Bandung.

Dikatakan Harry, V8Sound.com dengan produk sound system karya anak bangsa pernah dipercaya menyediakan tata suara APEC di Bali, ASEAN Summit, Bali Democracy Forum, Jakarta International Defence dan kedatangan Presiden Obama ke Indonesia beberapa waktu lalu.

Harry Kiss pemilik V8Soun pernah mendapatkan penghargaan dari Gedung Putih karena White House Communication Agency, Kepresidenan Gedung Putih Amerika puas dengan kualitas tata suara yang diberikan, selama Presiden Obama di Bali saat ASEAN SUMMIT.

Produk V8Sound yang digunakan di KAA meliputi loudspeaker seri merah putih , amplifier hingga microphone.

“Bangga rasanya bisa mandiri dalam teknologi tata suara, dengan menggunakan produk karya anak bangsa dan saya yakin Indonesa Bisa," katanya. (Eko Sutriyanto)