Rano Karno dan Memori Rantang yang Tak Pernah Kosong
Rano Karno, yang kini menjabat sebagai Plt Gubernur Banten mengakuinya. Itulah yang kemudian tertanam di kepalanya sampai sekarang.
Penulis: Willem Jonata
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Mudik dan silaturahmi sudah mendarah daging dalam kehidupan sebagian besar masyarakat. Rano Karno, yang kini menjabat sebagai Plt Gubernur Banten mengakuinya. Itulah yang kemudian tertanam di kepalanya sampai sekarang.
Namun, ia sudah lama tak melakukan mudik. Saking lamanya pria yang berusia 60 tahun tersebut lupa kapan terakhir kali mudik ke kampung halamannya. Hanya ada satu yang masih bertahan. Ia tak pernah melewatkan silaturahmi sebagai tradisi keluarga.
Sekarang ia selalu membuka pintu rumahnya lebar-lebar bagi sanak keluarga, teman-teman, dan karyawan, untuk bersilaturahmi di hari Lebaran. Lebih dari sepuluh tahun belakangan, ia tak pernah absen menyambut tamu-tamu yang datang dan menjamunya dengan hidangan makanan.
Ingatannya kemudian jauh ke belakang. Setiap kali mudik atau bersilaturahmi ke rumah kerabat atau teman dekat, ia selalu membawa sesuatu sebagai buah tangan dalam rantang. Dan ketika beranjak pulang, rantang itu dikembalikan oleh tuan rumah berikut isinya.
"Dulu saya (datang silaturahmi) bawa rantang, nanti pulangnya diisi lagi. Enggak pernah rantang yang kita bawa kosong," ucap Rano, Jumat, (18/7), ditemui di kediamannya, kawasan Karang Tengah, Jakarta Selatan.
Tradisi itu, menurut dia, belum putus dan masih berjalan hingga sekarang. Selain itu, sebagai orang yang dituakan ia juga memberikan angpao kepada anak-anak yang datang ke rumahnya. "Jadi itu tercatat dalam memori mereka, tahun depan ke rumah Engkong Rano lagi," lanjutnya.
Ketika anak-anak beranjak dewasa, bekerja, dan memiliki penghasilan, mereka juga akan melakukan hal serupa. "Mereka akan memberikan angpao. Bukan soal nominalnya, tetapi pengakuan kalau kita sudah bekerja, berpenghasilan," tandasnya.