Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

'Insiden Rihanna 2009', Chris Brown Dilarang Konser di Australia

"Pemerintah di sini tidak takut untuk mengatakan 'tidak'."

Editor: Robertus Rimawan
zoom-in 'Insiden Rihanna 2009', Chris Brown Dilarang Konser di Australia
LARRY BUSACCA/GETTY IMAGES FOR MTV/AFP
Artis R&B Chris Brown hadir pada MTV Video Music Awards 2014 di The Forum, Inglewood, California, AS, 24 Agustus 2014. 

TRIBUNNEWS.COM - Vokalis Chris Brown sepertinya harus membatalkan konser-konsernya lagi. Australia telah memberikan peringatan pada vokalis R&B ini bahwa ia tidak diperbolehkan masuk ke negara tersebut karena ia pernah terjerat kasus kekerasan di negara asalnya.

Seperti diketahui, Brown pernah melakukan kekerasan pada mantan kekasihnya, Rihanna pada 2009 lalu.

Dalam peresmian tindakan inisiatif dari pihak berwenang di Australia dalam mencegah kekerasan pada Kamis (23/9/2015), Meneri Pemberdayaan Perempuan Australia, Michaelia Cash menyatakan bahwa ia menyarankan Mentri Imigrasi, Peter Dutton, untuk menolak visa masuk vokalis berusia 26 tahun ini.

"Orang-orang mesti mengerti bahwa jika Anda melakukan kekerasan domestik dan Anda ingin berkeliling dunia, akan ada negara-negara yang menyatakan, 'Kamu tidak dapat masuk karena kamu tidak sesuai dengan karakter yang diharapkan di Australia'," kata Cash.

"Pemerintah di sini tidak takut untuk mengatakan 'tidak'," lanjutnya.

Brown sejatinya dijadwalkan akan tur One Hell of a Nite di Australia pada Desember mendatang. Ia berencana tampil di Perth pada 9 Desember dan selanjutnya tampil di Melbourne, Sydney, dan Brisbane pada 12, 14, dan, 16 Desember.

Setelah mengumumkan tur Australia-nya minggu lalu, sebuah grup advokasi, GetUp!, membuat petisi secara online yang mendesak pihak kementrian imigrasi untuk mencegah Brown masuk ke Australia.

Berita Rekomendasi

"Kami berbicara melawan Chris Brown karena kehadirannya ke sini akan menjadi sebuah kejadian simbolik yang akan diperkuat dengan diamnya kami," demikian isi pesan dalam situs web mereka.

"Dengan menutup mata pada tur itu, kami mengirimkan pesan untul para korban yang selamat dari kekerasan keluarga bahwa hal ini tidak terlalu penting dan kalian harus melewatinya," lanjutan dari isi pesan tersebut.

Sejauh ini, petisi GetUp! sudah ditandatangani lebih dari 11.000 orang.(*)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas