Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Pementasan Drama “Jambar Ni Parsubang” Jadi Peristiwa Kolektif dan Warisan Kita

“Jambar Ni Parsubang bagi kami adalah sebuah pernyataan; janji atau ikrar yang teguh disertai tekad melakukan sesuatu ke arah yang lebih baik; harmoni

zoom-in Pementasan Drama “Jambar Ni Parsubang” Jadi Peristiwa Kolektif dan Warisan Kita
istimewa
Sutradara Albiner Sitompul, (mantan Kepala Biro Pers Media dan Informasi Istana Negara), paling kiri, bersama Letnan Jenderal TNI (Purn) Marciano Norman, dan istrinya, Triwatty. Didampingi Albert Indra (Produser), dan Eddie Karsito (Supervisor Produksi) paling kanan, saat beraudiensi di kediaman mantan Kepala Badan Intelijen Negara ini, di Jakarta, Jum’at (16/10/2015). Letnan Jenderal TNI (Purn) Marciano Norman, selaku Tokoh, Pelindung dan Penasehat Gabema (Perkumpulan Besar Masyarakat Tapanuli Tengah) Sibolga. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejarah bangsa, sejak era Kebangkitan Nasional, Kemerdekaan, hingga Reformasi selalu tumbuh bersama ‘anak muda'.

Maka selayaknya strategi transformasi kebudayaan berbasis pada potensi anak muda. Yaitu, anak muda yang terampil dan kreatif memiliki kompetensi global, tumbuh berdasarkan potensi multikultural bangsa.

“Strategi inilah selayaknya tersosialisasi dan dapat menjadi panduan serta memiliki skala prioritas bagi masyarakat kita,” ujar Albiner Sitompul, kepada Wartawan, ditemui saat latihan dan persiapan produksi pementasan drama musikal “Jambar Ni Parsubang,” di Balai Latihan Kesenian Jakarta Pusat, Jum’at malam (16/10/2015).

Albiner Sitompul, adalah penggagas sekaligus sutradara pementasan drama musikal “Jambar Ni Parsubang” yang akan dipentaskan di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Selasa (27/10/2015) mendatang.

Drama spektakuler dengan konten kearifan lokal ini diproduksi oleh Gabema (Perkumpulan Besar Masyarakat Tapanuli Tengah) Sibolga, dan mantan Kepala Badan Intelijen Negara, Letnan Jenderal TNI (Purn) Marciano Norman, yang bertindak sebagai Pelindung dan Penasehat.

Melibatkan para aktor, aktris dramawan muda, diantaranya Ika Ruz Wulan, Jerio Jeffry, Deliana Siahaan, Beatrix Sinaga, Yulieta Pasaribu, Rudy Tornado S, Muh. Zaini R, dan puluhan pemain lainnya.

Pementasan drama musikal “Jambar Ni Parsubang” ini juga didukung oleh tim produksi dan tim artistik, yang merupakan seniman profesional, seperti Eddie Karsito (Supervisor Produksi), Albert Indra (Produser), Kohar Kahler (Penata Musik) didukung Kelompok Musik Batak Bona Gondang, serta master tari dunia, Dewi Sulastri, yang dipercaya sebagai Penata Tari (choreographer), dan Budi Klontong (Penata Artistik).

Berita Rekomendasi

Terkait dengan arti dan judul pementasan, menurut Albiner, bermakna harmoni. Indonesia memiliki keragaman dan keunikan budaya, serta nilai-nilai estetika yang terkandung di dalamnya.

Ide cerita yang didasari satu wilayah kesatuan Indonesia, bernama Sibolga – Barus (Tapanuli Tengah) Sumatera Utara, yang masyarakatnya multi kultur; China, Arab, Yunani, Portugis, India, Belanda, kemudian menciptakan akulturasi budaya dengan masyarakat setempat; Melayu dan Batak.

“Jambar Ni Parsubang bagi kami adalah sebuah pernyataan; janji atau ikrar yang teguh disertai tekad melakukan sesuatu ke arah yang lebih baik; harmoni. Menempatkan setiap orang bisa mendapatkan hak dan kehormatannya. Kita (Indonesia) sebagai bangsa besar yang berdaulat, dengan keragaman suku, etnisitas, agama, dan berbagai latar belakang budaya, namun tetap damai dalam harmoni,” jelas Albiner.

Albiner berharap, pementasan drama musikal “Jambar Ni Parsubang” dapat menjadi wadah bagi anak-anak muda untuk menjalin kontak masa silam mengenal legenda diri.

Menggali kearifan lokal, seni tradisi, serta adat budaya, yang menyebar dan mengakar, khususnya di wilayah Tapanuli Tengah Sibolga, Sumatera Utara.

Menjadi bagian dari ikhtiar mempertahankan eksistensi tradisi.

Mengisi kekosongan jati diri dari fenomena sosial kehidupan masyarakat yang makin rongseng, dengan strategi ekonomi materialistik.

Di tengah ruang publik yang keras, vulgar, massal, dangkal, peniru, instan, konsumtif dan koruptif.

“Saya kira ini adalah kesenian rakyat. Siapa saja boleh datang. Ini harus menjadi kenduri bersama. Menjadi peristiwa kolektif yang akan kita wariskan. Sehingga ada nilai kuat yang terkandung dan membuat masyarakat menjadi kuat,” ungkap Albiner.

Dia menambahkan, banyak hal dan faktor kebudayaan yang menjadi landasan bangsa ini. Salah satunya adalah karya seni yang tidak rentan oleh tempo dan kemutakhiran.

“Jadi, aspirasi masyarakat dapat kita akomodir dengan berbagai cara. Salah satunya lewat karya seni. Di sinilah kesempatan kalu mau kita bangun bangsa secara bersama-sama. Karena dengan seni dan budaya kita menjadi besar dan kuat,” kata Albiner kembali menegaskan.

Produser drama musikal ‘Jambar Ni Parsubang,’ Albert Indra, mengatakan, pementasan ini juga mendapat dukungan dari berbagai tokoh nasional, diantaranya mantan Presiden Prof. Dr. H. BJ Habibie, dan mantan Kepala Badan Intelijen Negara, Letnan Jenderal TNI (Purn) Marciano Norman, serta para tokoh asal Tapanuli Tengah, antara lain, politisi senior Akbar Tanjung, pengusaha Chairul Tanjung, dan para tokoh lainnya.

“Adalah keharusan bagi siapapun untuk mendukung gagasan besar ini, tak terkecuali para tokoh. Melalui upaya ini bagaimana anak muda ditumbuhkan keseimbangan psikologis, sosiologis, maupun cita rasa estetiknya. Menanamkan nilai-nilai kerjasama, kekompakan, ketertiban, ketekunan, kedisiplinan, idealisme dan tanggungjawab, yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan mutu hidup bagi masyarakat,” ujar Albert Indra, yang juga merupakan salah satu tokoh muda asal Sibolga.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas